Malam turun bersama
dengan zombie zombie berbau sangit. Jangan memandang langit, sebab disana istana
demit. Jangan memandang langit agar tak lupa dimana kaki menginjak bumi. Usia telah
menasehati agar langkah menepi memberi jalan kepada mereka yang terbius oleh
imajinasi. Sebotol demi sebotol vodka tak akan sanggup mengusir perihnya
luka,biarkan saja dia menganga sampai butir demi butir debu sang waktu akan
menguburnya pura pura.
Terimalah kalah sebagai berkah,
agar perangmu tak menyisakan langkah yang lelah. Gempita di langit maya bukan
lagi milik kita, melainkan milik mereka yang muda. Teriakan suka cita, jerit tawa dan
segala tingkah bahagia biarl janganah tersimpan dalam gelap yang nyata. Tak perlu
disesali semua yang terjadi karena besok hari pasti akan berganti. Tak harus
mengeluh untuk perlakuan buruk laksana teluh. Terimalah luka hati sebagai
pengingat bahwa terkadang manusia memang dujauhkan dari hati nuraninya hanya
oleh gelegar megah dunia.
Diam adalah menjadi pilihan bijak
ketika setiap kata yang terlontar hanya membentur dinding. Perasaan dipermainkan
dan dilecehkan tak perlu disikapi dengan teriakan. Cukup mengadulah keapada
sepi sebab disana akan kita temuai dialog paling pribadi yang banyak berisi
kebijaksanaan.Dalam diam segala pertempuran terjadi tanpa seorangpun akan
peduli. Tidak aka nada pemenang ketika semua telah bahkan ketika musuh dan
jagoan mati menjadi bangkai pikiran. Simpanlah tangis penuh kepedihan mennadi
sederet tulisan yang akan terpajang di nisan kenangan.
Waktunya untuk menepi dan sadar
diri tak perlu bertinggi hati bahwa memang kita tidak sepenting yang kita
pikirkan bagi orang lain. Biarlah semua
berkecamuk dan meruyak dalam bisu yang mengahnguskan, barangkali akan kita
temukan menara menara pengingat langkah ketika kaki goyah. Pernah suatu kali
bunda berpetuah, bahwa jika dirasa kuat maka sudah menjadi kewajiban kita untuk
menanggungkan tetapi jika terlalu berat maka meletakkan adalah pilihan bijak. Segala
kejadian berlandaskan kesuka relaan tak ada yang memaksa dan tak ada yang
melarang. Jadilah bahwa semua yang terjadi dalam cerita hidup tiap manusia
hanyalah menjalani apa yang menjadi keputusanya di masa lalu.
Di persimpangan pematang yang
sepi langakah mesti dikayuh menjauh. Meninggalkan segala mimpi dan mengubur
harapan akan terkabulnya doa bahwa keajaiban suatu saat akan menghampiri kita. Menjadi
realistis adalah pilihan yang dituntung berdasarkan logika, bahwa terkadang
kita tidak diakui lagi di tempat dimana kita pernah merasa ada, menjadi manusia
dan diperlakukan sebagai manusia. Kisah kisah perjalanan tinggal mennjadi riwayat
basi. Barangkali memang begitulah kisah kehidupan terjadi.
Jangan lupa mengirimkan ucapan
selamat kepadanya yang telah memiliki kebebasan baru untuk memuja rasa di dunia
baru. Jangan berkecil hati sebab dunia baru
bukan milik bagi mereka yang tergerus usia. Tutup semua jendela dan
menajdilah pertapa yang memunguti butir demi butir kebijaksanaan yang jatuh
satu demi satu seperti butir hujan di pagi sepi. Sebisa mungkin berbahagialah
untuk segala sesuatu yang memberi kebahagiaan bagi makhluk lain di sisi belahan
dunia. Temukanlah kedamaian dalam gelap pikiran, agar tak ada api yang
membakari kepala atau mata pedang yang menusuk punggung hingga ke dada. Terima saja
semua perlakuan buruk dengan mengharap karma; bahwa mereka yang mematahkan hati
maka hidupnya akan dihancurkan oleh pemilikNya.
Sekarang tinggal bagaimana
menyapa demit demit yang rajin menyerbu malam, bermesuman di dalam pikiran dan
terus membujuk diri untuk melawan kezaliman. Meskipun musuh baru telah
terlahirkan, bukan berarti kita harus larut dalam pertempuran lain lagi. Ya,
menerima kalah dan mengayun langkah untuk turun dari podium adalah pilihan yang
paling bijaksana.
Selamat bagimu, siapa saja yang
telah memenangkan dunia dengan cara zalim.
Rewwin, 160403
No comments:
Post a Comment