Sore ini gerimis mengantarkan kenangan, menggubahnya menjadi kerinduan yang menggebu, begitu diam lindap di dalam ruh sang kalbu. Begitu rahasianya pikiran manusia. Obrolan tentang seribu satu pertanyaan meliuk dan menukik diantara angin yang dilumuri butiran air dari langit, terjawab hanya oleh rintiknya yang lalu terhempas di jendela dan jadi cerita masa lalu. Hanya angin yang membawa kabar tentang keberadaanya, tentang kehidupannya dan tentang fikiranya. Semua gelap, kosong tanpa warna apa apa, hanya pertanyaan semata.
Mengenangkan cinta, mengenangkan seraut wajah penuh pesona, mengenangkan manis kehangantan kasih mesra yang pernah begitu dekat dalam hati. Cinta yang tadinya seperti benda mati yang tak akan mati ternyata bisa juga berubah menjadi kenangan. Waktu begitu perkasanya merubah semua hal diatas bumi, tapi waktu juga tak berdaya mempengaruhi bentuk atas apa yang tak kasat mata; kehidupan nun jauh di pendalaman rasa.
Cinta yang terkenang menjadi ilham bagi kehidupan. Ya, seluruh isi kehidupan manusia adalah cinta dan sisanya hanyalah sampah pemanis cerita semata. Terkadang masalah datang bukan dari diri sendiri, masalah itu bukan punya diri. Tetapi sering fikiran mengolah masalah itu menjadi milik sendiri, menjadi masalah pribadi sendiri dan membiarkan diri tersesat kehilangan petunjuk oleh karenanya. Jika mengikhlaskan diri untuk terlibat dalam kehidupan orang lain, sama halnya dengan tulus terlibat dalam masalah orang lain juga yang mana itu menjadi inti dari kasih sayang.
Mengenangkan cinta yang telah menjadi sejarah seumpama memandangi lukisan di galeri dinding hati. Relief relief kehidupan menjadi ornamen yang tersimpan rapi di ruang batin, memperkaya khasanah rasa dalam hati. Mengharapkanya bangkit dan hidup kembali, sama halnya dengan menimbuni keindahan itu dengan hal baru yang bisa saja menghapusnya selamanya.
Ah, betapa beruntungnya kita mampu memelihara kenangan dalam ruangan batin, kemudian betapa bersyukurnya kita pernah menjelajahi perjalanan dalam buaian keperkasaan sang cinta, dan membiarkan jadi sebuah kenangan panjang tentang isi kehidupan masa silam...ya, hanya kenangan cinta.
Nutricia, 070502
Mengenangkan cinta, mengenangkan seraut wajah penuh pesona, mengenangkan manis kehangantan kasih mesra yang pernah begitu dekat dalam hati. Cinta yang tadinya seperti benda mati yang tak akan mati ternyata bisa juga berubah menjadi kenangan. Waktu begitu perkasanya merubah semua hal diatas bumi, tapi waktu juga tak berdaya mempengaruhi bentuk atas apa yang tak kasat mata; kehidupan nun jauh di pendalaman rasa.
Cinta yang terkenang menjadi ilham bagi kehidupan. Ya, seluruh isi kehidupan manusia adalah cinta dan sisanya hanyalah sampah pemanis cerita semata. Terkadang masalah datang bukan dari diri sendiri, masalah itu bukan punya diri. Tetapi sering fikiran mengolah masalah itu menjadi milik sendiri, menjadi masalah pribadi sendiri dan membiarkan diri tersesat kehilangan petunjuk oleh karenanya. Jika mengikhlaskan diri untuk terlibat dalam kehidupan orang lain, sama halnya dengan tulus terlibat dalam masalah orang lain juga yang mana itu menjadi inti dari kasih sayang.
Mengenangkan cinta yang telah menjadi sejarah seumpama memandangi lukisan di galeri dinding hati. Relief relief kehidupan menjadi ornamen yang tersimpan rapi di ruang batin, memperkaya khasanah rasa dalam hati. Mengharapkanya bangkit dan hidup kembali, sama halnya dengan menimbuni keindahan itu dengan hal baru yang bisa saja menghapusnya selamanya.
Ah, betapa beruntungnya kita mampu memelihara kenangan dalam ruangan batin, kemudian betapa bersyukurnya kita pernah menjelajahi perjalanan dalam buaian keperkasaan sang cinta, dan membiarkan jadi sebuah kenangan panjang tentang isi kehidupan masa silam...ya, hanya kenangan cinta.
Nutricia, 070502