Sunday, November 27, 2005

Kontemplasi Perjalanan


Engkau hendak kemana?
Pergi, jauh menuju rumah teduhan hati. Menembus awan dan gerimis, melintasi lautan membunuh jarak yang membentang.
Atas kuasa apa?
Hati murni. Tuhan tak membuat aturan. Tapi manusia yang pintar menciptakan permainan nurani. Setiap hati punya parameter kelakuan dengan ukuran kekuatanya sendiri. Aturan peradaban diciptakan bagi nurani yang tak punya itu hati. Hanya hukum alamlah yang terbantahkan, aturan manusia selamanya adalah permainan diluar ruang hati.
Akan sampai kapan perjalananmu?
Sampai kucium tanah tujuan dimana bingkai jarak tak lagi berjejak. Sampai kutertidur diteduh rumah titipan hatiku.
Engkau ada dimana wahai hati?
In the middle of nowhere. Diatas air, ditengah udara dibawah langit dan awan gemawan tanpa matahari. Aku tengah menjelajah belantara kekosongan dimensia ruang, keluar dari kotak kubus kehiudupan logika. Tak ada masalalu, dan masa depan kecuali angan angan sepanjang jalan.
Letihkah engkau?
Hanya indah. Dan nikotin yang tak lagi mengalir di darah sejak kemarin pagi.
Lalu apa yang engkau lakukan itu?
Kontemplasi. Menjadi gila yang paling sempurna diplanet bumi.

Diatas KM Kambuna I – ditengah perairan selat sunda 26 November 2005,