Wednesday, June 14, 2006

Identity barcode

.....
“Seandainya setiap individu memiliki Identity barcode, mungkin tidak akan ada orang yang dikemudan hari menyadari bahwa dia salah memilih teman hidupnya, masing masing orang tinggal menemukan barcode yang cocok, nanti akan ada organ semacam detector yang berdenging. Semakin cocok identity barcode seseorang dengan kita, maka dengingnya akan semakin nyaring. Aku yakin di dunia ini tidak ada perceraian kalau keadaanya seperti itu”
“ Kalau kita punya barcode, kira kira apa yang akan terjadi dengan detector kita sayang ya?”
“Aku rasa akan berdenging terus saat kita dekat seperti ini. Brisik, tau! Kamu tahu cara men-deaktifkanya, kan?”
.....
Jika benar urusan jodoh, mati dan rezeki itu mutlak urusan Tuhan, kenapa manusia diwajibkan untuk mengupayakan ketiga hal tersebut dan menyerahkan hasilnya kembali kepada Tuhan?
Mohon maaf, pertanyaan diatas tanpa sedikitpun mengandung makna tendensius dan menghasut, sekedar pertanyaan pribadi atas percakapan dua manusia yang terdampar diserpihan nirwana di bumi langit namanya.

Ketidak harmonisan hubungan, dengan ribuan dalihnya sendiri sendiri. Sebagian mengada ada, sebagian lagi memang menjadi ciri wanci kehidupan manusia yang terus bergerak mencari dan menemukan, menjelajahi bahkan sebagian bertualang di miliaran rel perjalanan hidup penghuni bumi. Azas hubungan selamanya mengandung kepentingan entah itu pribadi maupun komunitas. Pengembaraan jiwa jiwa yang merana itu bergentayangan menghilangkan garis pembatas ruang peradaban. Ketidak bahagiaan melegitimasi pengkaburang terhadap batas antara semu dan nyata, antara khayal dan kenyataan. Dan ketidak terbatasan kemampuan angan angan memiliki merajai kekuatan atas setiap kehendak pemilik badan.

Idealnya orang mengenali orang lainya dari sisi dalam yang tak terlihat mata telanjang. Arus pemikiran dan irama pandangan jelas sekali menentukan karakter dasar dari satu individu. Umumnya keyakinan bahwa kita mengenal seseorang dengan baik dari sifat maupun tabiatnya mengabaikan hal hal yang mungkin saja menjadi pilar penentu perubahan kepribadianya di suatu masa. Slamanya dunia berubah, manusianya tetap sama itu itu juga dengan pola mengikuti perubahan dunia. Dan, masa kanak kanak yang akan berbicara jika sesorang memang tiba saatnya untuk bertransformasi. Masa kecil penyangga kedewasaan setiap manusia, penentu laju proses demi proses transoformasi penghuni dunia.

Terkadang kita berharap mengembangkan komitmen hubungan dengan maksud untuk menyekutukan kepentingan pribadi. Kita berharap dikenali seperti halnya mengenali orang sejauh yang kita mengerti. Padahal, tidak ada satupun orang di muka bumi yang bisa mengenali seseorang lainya secara menyeluruh. Disetiap kehidupan seseorang terdapat lorong lorong yang tak bisa dimasuki untuk dibaca maupun dipelajari oleh orang lain dan tetap menjadi misteri. Keyakinan yang terlalu tinggi terhadap pengetahuan kita atas orang yang ada dalam kehidupan kita tanpa sadar menyeret kita menuju laut apriori.

Dan alam punya aturanya sendiri, selamanya berjalan demikian sekuat apapun akal fikiran manusia mengingkari dengan kesombongan. Demikianlah akal budi yang berafiliasi menjadi kepintaran, memiliki senjata dan sekaligus daya pencarian terhadap apa yang dikehendaki, juga apa yang dibutuhkan oleh sebuah hati; kebahagiaan. Dan kebahagiaan adalah milik alam bathin, sedangkan alam bathin kalis dari batas vertical maupun horizontal alias tak terbatas. Kesenangan hanya segumpil dari ekspresi kebahagiaan, tak menterjemahkan keselurhan terpenuhinya nutrisi batin yang - sekali lagi - tanpa pembatas. Kalaupun norma dan nilai jadi pembatasnya, maka kepintaran dengan senjata dan dayanya akan bisa mencari celah untuk melegalkan penggeseran nilai untuk alasan keseimbangan.

Identity barcode hanya produk dari pabrikasi khayalan, sebab oleh sifat manusia yang memang pemilik sifat segala binatang termasuk bermimikri, mengelabuhi warna sekitar demi eksistensi. Maka siapakan sejatinya yang berkuasa atas jodoh, mati dan rezeki manusia? Diri sendiri, dan Tuhan yang mengawal prosesnya, kewajiban manusia adalah menjadi manusia. Seperti halnya kematian, perceraian, dan kebangkrutan hanya proses dari isi kehidupan belaka. Identity barcode akan mencegah terjadinya kemenysalan dan salah pilih bahkan kasus perceraian dalam rumah tangga, pastinya!


Gempol, 060614