Friday, May 25, 2007

Dibawah sinar asli rembulan

: embun
Sinar asli sang bulan membawa pesan singkat dari seberang, mengabarkan malam yang telah berjalan pelan keseluruh sudut bumi. Empat cangkir kopi hitam dan sepiring obrolan sekedaran memenuhi rongga waktu dalam kehadiran, sedangkan angan mengembara jauh mencari cari seseorang yang rindu akan belaian. Sekelompok bintang mematahkan senja menjadi kenangan, sekian ribu jeda yang hanya berlalu tak mau menunggu barang sekejap jua.

Bukan hari yang berlaku berat, bukan pula mimpi yang menjadi liontin perhiasan sesiang tadi, tetapi adalah catatan yang tertoreh dari seutas kesempatan hari ini. Kecemasan tak diperlukan oleh mereka yang bisa diandalkan, berjalan pelan pelan dalam buaian rasa simpati yang mungkin berlebihan. Kasih yang menguatkan sementara iblis merubung di setiap penjuru pandangan, memprovokasi hati dari balik dinding kaca tebal pelindung diri dan iblis celaka.

Hari ini tidak ada yang istimewa kecuali rindu yang semakin menyesakkan dada. Bayangan manisnya menyumbat kepala dan meninabobokan jarak yang membentang memamerkan ketidak mungkinan akan tertebusnya rasa yang menikam. Bau tubuh terbawa dalam butiran udara yang mengembara ke seribu kota tanpa tujuan, sekejap singgah di penciuman maya yang lalu mengacaukan otak yang mengharap terlalu berlebihan atas datangnya keajaiban.

Jika terkatakan, tolong simpan cerita hari ini dalam catatan. Semuanya akan membawa kita kepada benang merah kesimpulan kalau saatnya kelak masa depan menjemput usia. Nanti sepuluh tahun mendatang barangkali kisah ini hanya akan menjadi segumpal kenangan pengisi hari hari sepi menunggu kematian tiba. Biarkan saja sekarang, kisah ini mengalir seperti angin yang menghambur menembusi genting di atap rumah ketika embun perlahan menyelimutkan sejuk bagi tidur yang menjanjikan damai.

Sepi ini menjadi warna sang malam sedangkan ruh berkeliaran mencari pembebasan. Riuh peradaban terbunuh mati hanya oleh bayangan wajah mempesona yang melekat di pelupuk mata, bayangan yang dibawa turun dari kayangan dengan jembatan pelangi di kegelapan, turun lewat sinar asli sang bulan di lorong sempit kesempatan. Ya, hari ini sebelum pulang, terbawa sosok utuhmu dalam setiap ingatan. So, how's your day hun?

Disini, rindu membuncah seperti sakit yang mendamba ramuan…

Gempol dibawah sinar asli rembulan 070525