Friday, October 09, 2009

Déjà vu

Langit baru saja menutup tirai di cakrawala, menyembunyikan bumi dari pancaran matahari. Gelap merambati hamparan pasir putih diantara onggokan onggokan canang, dan pasangan pasangan masyuk dalam buaian alam. Semburat jingga yang tinggal sisa sisa perlahan menguap, hilang bersama terang, giliran malam menjaga bumi dengan selimut hitam, meninggalkan gemuruh debur ombak yang tak lelah maka tak berhenti henti. Lampu lampu dari kejauhan menjadi pagar cahaya yang membatasi permukaan air tempat mahluk laut hidup, dengan daratan tempat ribuan manusia berjejal dalam peradaban dan kemartabatan. Senja turun dengan sempurna di pantai Kuta hari ini.

Langit diatas laut masih sama seperti langit enambelas tahun silam. Lautnya juga masih laut yang sama, dengan pantainya yang tidak berubah sejak enambelas tahun lalu. Kesendirian menenggelamkan diri dalam ingatan tentang sepotong sejarah yang tidak tercatat, yang hidup dalam darah dan mengisi ingatan sampai sekarang. Yang membedakan semua keadaan dalam hidup kita sebenarnya adalah pikiran kita sendiri. Pengalaman sepanjang riwayat perjalanan tentu akan membentuk pandangan pandangan baru tentang makna setiap peristiwa, menjadikan pribadi lebih matang dan juga menjadikan raga semakin berkurang fungsinya. Sang waktu hanya menjalankan tugasnya; memberi anugerah cuma cuma pada setiap detiknya. Sedangkan segala mahluk yang hidup hanyalah pejalan yang melintasinya dunia fana. Tanah yang purba menjadi semakin tua.

Kota ini, secuil tanah Australia ini, dalam timbunan tanah dan kotorannya menyimpan catatan yang tertulis diatas batu pengalaman. Pandangan mata yang baru terbuka menakjubi setiap apapun yang dilihat dalam dimensi warna yang sangat sederhana. Sedangkan segala urusan nasib sungguh dipasrahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan takdir Tuhan. Romantisme masa muda berjalan dalam porsi cerita setiap hati, yang lalu terpatri abadi dalam ingatan. Lengan yang kokoh menafikan segala bentuk penghalang, menjadikannya musuh yang rantas sekali tebas. Kelaparan akan pengetahuan memompakan semangat baja menjadi tekad sebulat bola untuk bertahan dan mengecap nikmat setiap rasa hidup yang terjadi. Bertahan hidup sendiri dan jauh terpencil sungguh adalah guru kehidupan yang sejatinya. Keadaan itu akan membentuk pengertian pengertian yang kaya dengan ajaran ajaran mulia, pengetahuan lebih banyak tentang isi dunia. Barang siapa berjalan sendirian, maka ia akan menempuh jarak yang lebih jauh.

Enambelas tahun telah merubah hampir segalanya dalam kehidupan. Semua yang bernyawa, segala yang berbentuk berubah bentuk, segala yang berwajah berubah wajah. Tetapi tidak akan berubah, apa yang tertanam dan tumbuh diam diam dalam ingatan dari peristiwa enambelas tahun silam. Ia sudah tertanam oleh alam, hidup dengan diam diam dan berkembang dalam alam pikiran. Dimensi ruang, dimensi waktu telah merampas semua pengetahuan tentang aura kota ini. Setiap perubahan membutuhkan pengetahuan baru untuk dapat beradaptasi, dan enambelas tahun adalah waktu yang cukup untuk mengubur banyak hal dengan kelupaan. Dan, Dhyanapura entah ada dimana.

Kuta hari ini menjadi lembaran peta baru yang mengurung setiap orang asing dengan deja vu yang menyesatkan, ketidak tahuan. Kuli kuli yang menggali parit panjang bakal menyembunyikan kabel telepon masih ada, dengan pacul dan peralatan pencari makan mereka, dengan pikiran dan cita cita serta kehidupan di kampung halaman mereka. Orang orang datang ke kota ini untuk prestise, gengsi, sekaligus bertamasya menyenangkan hati. Kesengajaan memanjakan kesenangan adalah budaya universal yang tertumpah di kota ini, maka segalanya bisa menjadi barang dagangan jika demikian adanya; demi menyenangkan hati para pelancong. Dan para kuli penggali tanah, tetap menempati kastanya dengan ikhlas, menyerahkan nasib kepada kebijaksanaan takdir.

Rumah atap sirap dengan gubuk kecil berdinding gedek ditengah sawah jauh dari tetangga, masihkah masa memeliharanya? Dan sepasang mata remaja dibawah rimbun pohon mangga, kemanakan waktu telah menyembunyikannya?


Seminyak – Kuta, 091008