Wednesday, March 08, 2006

Selamat ulang tahun, Sangalang!

Jika kakimu letih wahai Sangalang, mengejar harap dari mencari apa yang tak kau dapati, maka berhentilah sejenak dari berlari, definisikan ulang segala keinginan dan sekejap saja tengoklah kebelakang kepada kebun pengalaman yang ditumbuhi oleh subur onak dan semak berduri bernama kekecewaan.

Hari inipun tiba wahai Sangalang, setelah ratusan hari tak terbayangkan akan engku lewati dengan gagah berani, setelah ratusan kata tentang kematian engku suguhkan sebagai perhiasan kehidupan. Pun hati tetaplah menjadi pertaruhan terbaikmu jua.

Hari ini, mari kita baca semua keluhan yang hanya berujud gumaman dengan gema yang membingungkan disetiap lereng gunung ego yang kokoh engkau bangun sendirian, setelah kesia siaan demi kesia siaan engkau nikmati sebagai satu pembalasan yang pantas atas kuburan janin kebahagiaan yang ditancapkan dipunggungmu, tembus ke dada dan melukai jantungmu. Duh, betapa setahun penuh hari harimu berisi erang kesakitan yang dengan kerapuhanmu kau pura purai, kau sembunyikan diam diam namun tak sanggup engkau tanggungkan sendirian.

Selamat ulang tahun wahai sangalang, semoga amarah dan lapar bathinmu menuntunmu kembali pulang kepalung kebahagiaan nurani yang hanya engkau sendiri diam diam menikmati, semoga pelangi pagi hari yang terlukis diatas Bandara Sepinggan menjadi pertanda selesainya episode puting beliung pencarian dijiwamu, sebab bagimu selalu disisakanNya sejuk embun diujung rerumputan halaman rumahmu sebagai pemupuk optimisme.

Selamat ulang tahun wahai Sangalang, mari, berhenti sejenak mengasihani diri, membiarkan nurani lepas sejenak dari kungkungan tempurung ego diri, lalu memeriksa dengan seksama pilar pilar kesejatian yang telah berpuluh tahun menyokong kaki tetap berdiri memanifestasikan eksistensi. Mari kubantu mengukir catatan catatan kebanggaan atas jejak langkah yang telah menempuh lebih jauh justru ketika engkau harus sendirian. Aku melihat, kastil riwayat yang engkau bangun, berdiri kokoh didalam hati orang orang yang mengerti makna menyayangi, dengan nama dan catatan tentangmu terukir abadi disana.

Selamat ulang tahun wahai Sangalang,
tetaplah jadi malaikat bagi kehidupan yang hanya memiliki harapan sebagai kemewahan
tetaplah jadi sahabat bagi yang linglung memerlukan panduan
tetaplah menjadi matahari jiwa bagi orang orang yang terpenjara kegelapan akal fikiran…

Selamat ulang tahun wahai Sangalang…
Dari kejauhan kukirim bingkisan, surah Al-Fatehah sebagai puja kemuliaan, menembus gelap malam ketika gerimis menyingkir perlahan

Semoga, damai dan sejahtera selalu hidupmu…


Gempol, 060308