Wednesday, December 14, 2005

Tafsir Senja


(sekedar catatan kepada seorang teman yang mencemaskan kematian)

Menafsirkan senja seperti halnya mengeja sebuah kemungkinan yang menganga bernama masadepan. Tak terlihat, penuh rahasia. Seperti juga malam yang turun dengan kegelapanya ketika matahari beranjak pergi bersembunyi diperut bumi. Senja akan tetap lewat, malam akan tetap datang dan semua siklus kehidupan akan terus berjalan dalam tracknya masing masing.

Menafsirkan senja seperti juga halnya menghitung jejak perjalanan hari, lalu merenungkannya perlahan menjadikanya catatan hari ini, yang akan menjadi masalalu, menjadi batu fosil tanpa bisa lagi diubah bentuk maupun warnanya. Terkadang menyisakan sesal, menyisakan letih, terkadang juga menyisakan rasa enggan untuk melepaskan sebuah hari berlalu, berharap jarum jam bisa dihentikan dan matahari bisa dibendung lajunya. Senja selalu saja menyuguhkan kontemplasi kecil dalam hati, tentang apa yang telah terlewati hari ini. Tawa, canda, obrolan, kejadian, kesaksian, tangis adalah isi dari catatan bernama pengalaman.

Senja selalu saja menjadi permulaan bagi sebuah kehidupan kedua, berkemas menyongsong datangnya warna hidup hitam setelah seharian berwaran putih. Hitam putih hidup, aturan baku bagi setiap mahluk dan kehidupan alam. Sebagian orang menghitung rugi laba hari ini, sebagian orang akan tergesa menyiapkan segala upacara penghamburan hati, menyiapkan kehidupan pribadi. Mengaktualisasikan diri dalam kehidupan yang bukan melulu berisi tidur, lalu bangun lagi ketika matahari datang lagi menjelajah bumi besok pagi.

Ya, secara umum senja mengantarkan orang untuk memasuki kehidupan pribadi masing masing, bersama kehidupan sosial yang lebih pribadi. Ada juga bagi sebagian orang senja berarti pagi dimana kehidupan baru dimulai, menjadi pelayan bagi kehidupan malam orang orang yang hidup dalam kehidupan pribadi.

Menafsirkan senja, sebenarnya adalah menafsirkan kehidupan secara manusiawi. Senja mengajarkan untuk mengkalkulasi masalalu dan mempersiapkan diri untuk masuk ke masadepan yang misterius. Senja adalah penggambaran dari siklus kehidupan bumi manusia, dimana semua yang berawal pasti menemui akhiran, seperti halnya kelahiran adalah tanda tangan kontrak untuk kematian. Semua berjalan sesuai siklusnya dalam irama dan genre yang sudah ditentukan Tuhan, manusia tinggal menjadi pelaku, dengan rencana dan keputusan, lalu mengikuti konskwensinya dimasa depan yang akan menjadi masa lalu besok besok hari.

Kehadiran senja mengusung kesepian yang indah kehidupan lain lagi dalam satu bundel besar riwayat diri. Menyuguhkan kesadaran, bahwa hidup patutlah disyukuri dengan cara dinikmati. Menempatkan diri dalam antrean panjang umat manusia menuju kematian yang secara random sudah ditentukanNya. Kita tinggal menjalani siklus yang sudah dengan agenda yang disembunyikanNya. Maka teman, jangan cemaskan kematian karena itu pasti datang. Hal biasa dalam kehidupan…

Bagi sedikit orang, melewati senja adalah memasuki labirin angan angan, penuh kemeranaan yang memilukan, sendirian…

Warung Nabiel, senja 13 Desember 2005