Wednesday, December 07, 2005

Perbedaan yang melengkapkan


Beda, bisa diartikan sebagai satu keadaan yang tidak sama untuk membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lainya. Perbedaan bentuk maupun nuansa, yang bersifat materialistik maupun yang naïf. Perbedaan bisa diukur dari panca indera maupun dengan kepekaan sensor perasaan seetiap orang. Akan sangat mudah secara harfiah memandang perbedaan antara misalnya besi dan kayu, hitam dan putih dan sebagainya. Tetapi apakah semua orang bisa mendefiniskan perbedaan itu?

Dalam kemajemukan sosial yang semakin rumit dan kompleks perbedaanpun muncul dari segala lini. Sisi sisi perbedaan non fisik, non material seperti opini, pemikiran gagasan maupun sering kali dijadikan senjata untuk menentang maupun melawan perbedaan lainya. Orang makin kehilangan cara berfikir yang sederhana bahwa perbedaan memang ada sejak pertama bumi diciptakan dan Tuhan menciptakan perbedaan itu untuk saling melengkapi. Potongan potongan puzzle adalah penggambaran yang paling mudah dicerna otak manusia bahwa perbedaan itu justru adalah material untuk sebuah keselarasan. Untuk saling mengisi kekurangan masing masing komponen yang akhirnya menciptakan satu kesamaan dalam bentuk yang lain, yang lebih sempurna daripada ketika komponen itu berdiri sendiri sendiri. Contoh yang paling kongkrit dari teori ini adalah perbedaan mencolok antara laki laki dan perempuan. Dua perbedaan yang saling melengkapi, seperti dua potong puzzle yang click. Dan ketika dua hati perbedaan itu menemukan “click” nya, maka yang ada adalah penggabungan dua beda menjadi satu kesatuan dalam bentuk cinta. Rumah tangga adalah hal yang lazim menjadi manivestasi dari perbedaan itu.

Manusia, setiap individu juga memiliki kekhasanya sendiri sendiri yang menciptakan perbedaan perbedaan sesuai dengan karakter, cara berfikir, sikap dan lainya yang ditentukan oleh beribu ribu faktor. Cuma sayang, banyak orang menganggap perbedaan adalah ancaman. Perbedaan agama, status, suku, pendapat, bahkan ideologi sering didramatisir sebagai pangkal perpecahan, alasan saling menghancurkan. Orang seperti ini melihat perbedaan sebagai ancaman terhadap diri maupun kelompoknya, dan berkehendak bahwa semua orang dimuka bumi ini sama dan sepakat dengan apa yang ada pada dirinya.

Sebenarnya, perbedaan bisa dijadikan sesuatu yang indah selama kita bisa melihat dari angle yang tepat. Selama memiliki sifat yang sama, perbedaan selalu bisa melahirkan harmonisasi keadaan, bahkan menciptakan suatu pengalaman bathin yang diluar dari jangkauan dugaan. Perbedaan hanyalah cara kita mengartikulasikan sesuatu sesuai kemampuan penalaran kita. Menerima perbedaan sebagai warna yang mencerahkan kehidupan adalah sikap yang paling bijak tanpa tendensi untuk merubah perbedaan itu menjadi seperti diri kita.

Tuhan menciptakan perbedaan untuk saling melengkapi agar kehidupan berjalan selaras..
Kost, 6 Desember 2005