Saturday, May 13, 2006

Memilih diam

Diam karena ketidak mengertian atas apa yang hendak dibicarakan dari apa yang sedang jadi bahan pembicaraan, apa yang hendak dilakukan dari kejadian yang sedang berlaku. Diam ini meredam banyak kemungkinan, melambatkan gelombang ketidak mengertian yang lebih besar lagi. Diam mendengarkan, memperhatikan sampai pengertian datang menghampiri fikiran.

Ketika kesalahan yang sengaja maupun tanpa sengaja dilakukan tiba tiba membanjiri kesadaran, maka diam menjadi pilihan lain lagi. Diam akan membendung datangnya kesalahan lebih besar lagi, sebagai efek karambol dari kesalahan yang sebelumnya. Berdiam diri dari perbuatan dan perkataan menjadikan kesalahan yang sudah terjadi akan lebih mudah untuk dievaluasi.

Satu lagi sikap diam adalah karena kecewa dan marah. Kekecewaan yang kemudian membentuk kawah amarah sering kali meledakkan perkataan maupun perbuatan yang ekstrim, lebih kuat dari ukuran normal. Sikap diam dipilih sebagai sikap untuk mengontorl diri sendiri, menghindari benturan yang jelas akan berdampak lebih keras dari yang disangkakan.

Sikap diam, memerlukan satu kekuatan yang mau tidak mau dipaksakan. Kekuatan yang dipaksakanlah sesungguhnya kekuatan yang sebernarnya karena sikap diam adalah meredam diri sendiri dari pembelaan maupun penuntutan atas ketidak nyamanan sebuah kejadian. Ketika diri tak mengerti, ketika kita berlaku salah, ketika kita merasa marah maka perkataan sering dijadikan bungkus celaka. Memilih diam sebagai pengakuan adalah memberi peluang kepada diri sendiri untuk membangun karakter diri dan menyublimkan ego ke titik aman. .

Pemberontakan ego entah untuk menutupi atau membela diri adalah ledakan dahsyat yang terjadi bisa kapan saja dan dimana saja. Ledakan yang demikian hebat tentu akan bisa menimbulkan korban dan konflik baru dalam interaksi sosial. Maka memilih diam adlah kebijaksanaan yang terukur dalam menyikapi sebuah luapan emosional. Jika diam itu emas, maka ia datang dari pilihan hati. Dan, memilih hati yang memegang kendali memiliki konskwensi pribadi yang sangat individual.

Gempol 060513 ketika amarah menggenang sejak petang.