Thursday, January 05, 2006

Untukmu yang pergi dari hidupku

:Tet
Sehelai rambutmu patah, lalu angin winter ditempatmu mengantarnya mengembara, sampai mengetuk dikaca kamarku, lalu luruh dibawah jendela. Senymmu melintas dan cahaya dimatamu selalu mengobarkan nyala setiap kali memandang.

Barangkali sudah sekian abad tak kujumpai lagi suaramu, juga keseluruhan penampilan duniawimu. Engkau menghilang, sengaja menenenggelamkan diri diperut bumi. Menduga kebersamaan akan memupus kesendirianmu. Hidup tidak sesederhana itulah, sahabat manisku, bahkan kadang kita keliru memahami satu makna yang kita yakini. Tapi tangismu redam, bisu. Aku tak tahu kabarmu, aku tak patut untuk tahu sekedar keadaanmu. Bukankah aku hanya selembar daun dalam kehidupanmu, yang kini harus tunduk luruh terpisah dari mekanisme kehidupan sang pohon?

Gerimis Januari datang bersama bayanganmu, sesaat dan menatapku dengan senyuman; dan mata yang gemerlapan penuh excitement. Ah gerimis, menghidupkan lagi mummi mummi kenangan yang rapi tersusun dalam rak pengalaman. Membangkitkan lagi seluruh kehidupan yang sengaja engkau bekukan dikedalaman angan. Sedangkan kemarau sedemikian panjang memaksa akar ilalang tetap tertancap dalam di timbunan tanah hitam.

Kehilangan lambaianmu ketika engkau berangkat menempuh jalan pilihan; menyempurnakan kesendirian. Tapi aku tahu engkau ada, entah dimana. Engkau melihatku, tanpa bicara. Setia menyambangi gunung rindu yang kau tinggalkan sejak lama…

Bersama udara lembab Jakarta, kutitipkan sesalku yang tak mampu melahirkan harapan yang kulela dalam kandungan…sepanjang perjalanan…


Kamar kost TB Simatupang, 060104 2259hrs