Wednesday, September 05, 2007

Teman

Seorang teman adalah malaikat yang tidak bersayap. Seorang teman memperlakukan kita dengan hormat, menempatkan tenggang rasa sebagai landasan sikap berinteraksi. Jika sampai terlontar kata makian dan mulai menyelipkan beling disetiap perkataan, maka makna teman semestinya dikaji ulang.

Memang semestinya hubungan tidak harus terpatri pada perbedaan gender. Tetapi memang kita hidup ditengah banyak orang dengan pola pemikiran dan latar belakang yang beda, yang mau tidak mau menuntut kita kadang kadang memaklumi orang lain dengan tingkat pengeertian dan cara bersikap mereka sendiri sendiri. Tidak semua hubungan dengan lain jenis akan sama dengan satu pola tertentu saja. Tetapi prinsip hubungan yang sehat adalah sama, menjunjung tinggi kesopanan, hormat dan tenggang rasa, merelakan diri terlibat dalam kehiudupan orang lain. Soal hubungan yang berkembang lebih dalam dan akrab itu urusan alam dan waktu saja, selama berjalan sesuai dengan hati maka semestinya terjalani dengan totalitas.

Mengenal seorang baru dan kemudian mengarahkan pembicaraan ke soal soal yang sangat pribadi sungguh sesuatu yang tidak nyaman. Komunikasi yang sopan, yang mengedepankan rasa hormat dan menunjukkan penghargaan terhadap teman baru adalah lebih bermutu ketimbang chit chat yang mengarah ke seputar kebutuhan kejenisan. Mengenal seseorang adalah anugerah, apalagi boleh terlibat secara pribadi dengan invidu orang lain. Setiap individu itu unik, dan kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, belajar dari cara orang lain menyikapi atau menghadapi sesuatu dalam hidupnya. Dari cara pandang orang lain kita juga bisa belajar memandang kehidupan dengan cara lain. Tidak selamanya hubungan lelaki perempuan itu berakhir di tempat tidur, meskipun kemungkinan ke arah sanapun terbuka tergantung bagaimana hati memintanya.

Dan selama perkenalan itu hal yang selalu membuat pertemanan merasa bermakna adalah perhatian dan kepedulian yang datang dari hati yang tulus. Ketulusan untuk peduli dan mengetahui apa yang terjadi dengan hidup seorang teman sungguh merupakan sesuatu yang amat berharga. Sungguh akan sangat memalukan jika seorang teman baru mendapat predikat norak, kurang ajar karena sikap dan perkataanya yang vulgar. Bagaimanapun pertengkaran harus dihindari sebisa mungkin. Pertengkaran itu hanya punya satu tujuan, yaitu menyakiti dan menghancurkan, sebuah kondisi kontra produktif yang sengaja diciptakan demi kepuasan ego semata dan samasekali bertentangan dengan prinsip prinsip pertemanan.

Berteman dengan orang yang beda jenis, memang terkadang terhalang pandangan umum yang menyamaratakan bahwa ujungnya adalah bed relationship. Huh, dangkal itu, itu picik.. Pertemanan yang sehat bisa menjadi ajang curahan hati soal apa saja, dari pekerjaan sampai urusan rumah tangga. Dekat jarak hati, meskipun kedekatan itu tidak otomatis menimbulkan keinginan untuk ke hubungan badan secara fisik. Bukan itu, karena hubungan timbal balik secara batiniah itu jauh lebih bermutu dan bermakna ketimbang kedekatan fisik semata. Sebutan ‘sahabat hati’ memang benar adanya, bahwa memang sahabat hati adalah teman; malaikat tanpa sayap. Saling berusaha selalu ada dalam raihan ketika hati sedang membutuhkan telinga untuk mendengarkan meskipun hanya lewat perangkat tehnologi.

(malaikat itu ada, tetapi kadang kadang ketika mereka tidak punya sayap kita menyebutnya teman – sh)


Ciracas 070905