Wednesday, January 11, 2006

Saudara Kandung

“Hey…sopo sing dadi korban kono?”
(terjemahan: Selamat Hari Raya Idhul Adha, saudara kembarku)

Saat ini aku rindukan kamu, tertawa dan bercerita seperti dulu tentang lucu kehidupan, dan indahnya kegetiran panjang kita. Sekarang kita mendiami dunia kita masing masing, mendiami pulau maya kita masing masing terpisah oleh samudra tuntutan dan kewajiban.

Piye kabare, Son?
Piye critane uripmu?

Siapa lagi yang sudah meninggal dikampung kita?

Seorang teman yang kujumpa dalam pengembaraanku pernah bilang, katanya kembar adalah satu jiwa yang terbelah dua. Dua perbedaan fisik yang serupa dengan satu kemiripan tabiat dan kelakuan mungkin juga fikiran (?). Aku dulu percaya itu, merasakan itu, entah sekarang. Aku tak tahu cara merasakanya. Aku hanya tahu aku rindu kamu saat ini, merindukan cerita cerita perjalanan kita masing masing, menelanjangi kenaifan menjadi kelucuan yang hanya kita berdua bisa memahaminya.

Kebersamaan dan kesamaan kita semasa kecillah yang terindah untuk kukenangkan saat ini. Ketika kita sama sama hanya bisa menerima menjadi saksi, dan berimprovisasi dengan cuaca musim paceklik panjang, paceklik lahir bathin. Betapa rapuhnya kita, terbanting dan terhempas kapan saja. Juga betapa perkasanya kita yang sekecil kecil itu berkat bunda mampu melewatinya. Dan kita tetap menjadi saksi atas segala kejadian yang kerap mengusik rasa keadilan yang kita anut.

Betapapun jauh perjalanan masing masing kita tempuh, lalu kita simpan sendiri di almari pengalaman bathin masing masing, kenangan masa kecil kita tetap menjadi akar yang mengilhami kehidupan. Aku pernah beruntung ketika kamu gagal dan aku pernah gagal ketika kamu beruntung. Semua berpilin pilin, membentuk warna yang berbeda beda hingga kita menjadi dua individu. Menghilangkan keraguanku atas teori suratan nasib.

Kita memang sedang menghancur, kita hanya kebal saja terhadap kehancuran. Sebab kita pernah berjaya, menjadi yang terbaik dalam ukuran kita. Tetaplah hidup, saudaraku…menjadi saksi atas berputarnya roda dunia, bekal cerita untuk anak cucu dan keturunan kita…

Titip tinjuku untuk jagoanmu; Landung.


Kamar kost, 060110 – 2255hrs






No comments: