Tadinya, dari dinding dinding
bangunan rumah maya mengalir pesan pesan harum tentang kemanusiaan, sekaligus
mengabarkan kepada dunia tentang peradaban yang tekadang pincang di salah satu
sudutnya. Menggugah sesiapa yang berkunjung dan cukup bernurani untuk
memelihara etika kemanusiaan. Terkadanng bahkan tampak sebagai selalu bermuram
durja si pemilik rumah maya. Padahal sesungguhnya itulah kisi kisi wajah dunia
yang ditampilkan cuma untuk dinikmati para pelintas dengan persepsi seni masing
masing. Dari padanya terkandung pesan pesan agung mulia, bahkan terkadang pesan
kesahajaan yang sering terlupakan. Disana kita bisa belajar semangat dari
mereka yang tak patah arang oleh nasib. Belajar bersyukur dari mereka yang
seolah selalu tersungkur di megahnya negeri makmur. Bahkan terkadang kita bisa
belajar tentang kebijakan dari potret mereka yang terabaikan. Sesekali tersaji
keindahan karunia Tuhan yang tak dapat ditiru oleh tangan para seniman.
Rumah maya itu perlahan sepi. Jendela
jendela yang semula terbuka telah satu persatu tertutup dan terkunci dengan
paku. Rumah maya yang laksana sebutir debu di angkasa itu akan perlahan lesap
dan dilupakan orang. Tidak ada rasa kehilangan dari sang pemilik, seperti
halnya tidak ada satupun orang yang merasa kehilangan atas kemusnahannya dari
jagat maya. Pertemanan, interaksi dan sanjung puja puji di dunia maya ternyata
hanya formalitas maya belaka. Itulah sebabnya bahkan tak seorangpun akan merasa
kehilangan ketika kita menghilang dari pergaulan maya. Bahkan teman yang
terkumpul sekalipun terkadang terbentuk dari sekumpulan orang yang mungkin
tidak saiing kenal. Tata pergaulan di dunia maya menjadi sangat pragmatis,
cenderung hambar kehilangan esensinya.
Menutup jendela rumah maya juga menutup mata atas peradaban yang
berkembang penuh dengan niat pamer dan keluhan, bahkan keterangan sederhana
mengenai kegiatan seseorang, aktifitas biasa yang dipublikasikan dengan serta
merta, supaya semua orang diseluruh dunia tahu dan mengaguminya. Bagi si
pemamer sendiri tentu dimaksudkan juga sebagai catatan jejak perjalanan yang
bebas untuk ditengok, diingat, dikenang kembali kapan saja sesuka hati. Menutup
jendela rumah maya adalah memilih jalan sepi untuk kembali ke bumi kenyataan
dimana semua hal yang nyata terjadi disana.
Dunia nyata lebih realistis karena
tak mencatat kenangan maupun dan juga tidak merumuskan idealisme dalam bentuk
visualisasi. Kenangan seperih dan separah apapaun akan rapi tersimpan dalam
benak dan menjadi domain sangat pribadi yang terbawa dalam angan angan dan
menjadi warna bagi hari hari yang dijalani. Ada kalanya kenangan berubah
menjadi hujan beling yang merajam kepala, dan menembus masuk hingga ke dada
menjadi bara api yang membabi buta. Ketika itu terjadi, jendela langit akan
menyajikan jutaan tayangan menyiksa yang tak lagi mengandung makna positif bagi
si penderita. Bagi mereka yang pandai menghayati rasanya sakit hati, setiap
tarikan nafas dalam meniti umur akan terasa bagai menyeret barongan (- rumpun bambu berduri) kedalam badan, berat, perih dan
menyesakkan. Tak ada tempat untuk sembunyi dari kenangan buruk yang dialami.
Umumnya cinta menjadi penyebab termudah dari penyiksaan subyektif tersebut,
sedangkan tidak ada media apapun atau sesiapapun yang dapat dijadikan teman
berbagi. Itu derita diri sendiri yang harus dialami sendiri, dirasakan sendiri,
dilalui sendiri tanpa bersuara. Memang pertempuran paling brutal adalah
pertempuran hati yang disebabkan oleh perasaan murni, seperti cinta dan benci.
Menutup jendela rumah maya adalah
sebuah langkah kecil untuk berpaling dari kenangan yang dapat melahirkan
cemburu dan prasangka, atau kesedihan yang menggelombang. Jejak kenangan tak
mungkin terhapuskan dari ingatan, tetapi setidaknya dengan tidak melihat
display grafiti di sepanjang dinding memori akan membantu untuk tidak
mengembangkan asumsi asumsi negatif yang merajam batin. Sungguh, hanya waktu
yang dapat menyembuhkan segala bentuk luka luka. Sebuah kehilangan akan terasa
berat untuk diterima akal sehat. Meskipun demikian tekad harus dikuatkan untuk
dapat menjalaninya. Tak lagi berada di dunia maya adalah langkah kecil yang
akan membantu menguatkan diri kembali kepada kenyataan. Di dunia nyata kita
masih berkemungkinan untuk menghindari kenangan, sedangkan di dunia maya
kenangan akan selalu ada.
Sudah menjadi aturan alam manusia,
bahwa segala bentuk awalan pastilah akan berbuah akhiran. Segala bentuk
pertemuan akan berujung dalam perpisahan. Dan perpisahan akan melahirkan rasa
kehilangan. Sedangkan kisah sepanjang proses dari pertemuan dan perpisahan
terbentuk secara alami, menjadi kisah keseharian yang tanpa sadar mendarah
daging tanpa pandang bulu. Kisah darah daging itulah yang berubah menjadi
beling ketika indahnya kebersamaan harus berakhir tragis dalam semua bentuk
kisah percintaan.
Langkah kecil sudah lahir sebagai
penguat tekad mengarah kepada tujuan perpisahan. Bahwa perpisahan terkadang
bermakna baik dan ketenangan dan kekuatan diperlukan untuk dapat melihat dengan
jernih, memilih dengan bijak pilar pilar pemandu langkah meninggalkan kebersamaan.
Egoisme harus dengan hati hati dan pelan pelan ditanggalkan, ditinggalkan di
tanah kenyataan agar kehidupan ideal dapat berjalan bagi orang yang dikasihi.
Kesedihan bukanlah sesuatu yang layak untuk didramatisir demi belas kasihan.
Justru mengumpulkan nilai nilai positif akan menguatkan tekad untuk melihat
dengan gemilang bahwa kebersamaan yang tercipta tanpa rekayasa, cinta yang
tumbuh alami tanpa rencana adalah anugerah indah yang layak untuk disyukuri.
Bersyukur karena Tuhan memberi kesempatan untuk menikmati indahnya kebersamaan
dengan seseorang yang sangat luar biasa dalam bentuk hubungan yang istimewa.
Ketika pintu dan jendela dunia maya
tertutup dan mati, maka kaki telanjang akan merasakan kembali nikmatnya
menjejak bumi. Rumput rumput surga dengan butir embun disetiap pucuk helai
daunnya akan menyejukkan luka dari hati yang compang camping karena kehilangan
cinta. Keheningan akan menjadi teman yang menciptakan pemahaman pemahaman baru
akan segala kejadian.
Semoga Tuhan menguatkan kita dalam
memelihara kebaikan serta dikuatkan dalam melawan keburukan.
Rungkut 160217
No comments:
Post a Comment