Monday, October 07, 2019

Rembulan

#8
: sebuah catatan ulang tahun











Rembulan remang gamang mengambang di awang awang 
dekat dengan wuwungan. 


Cahayanya pucat laksana dinding kapur usai dicat, 
meratap berharap malam lekaslah lewat. 


Satu persatu pertikaian dalam pikiran meninggalkan goresan 
luka pada ingatan. 


Menjadi memori laksana kaligrafi 
abadi dalam hati. 


Letih dan sakit, 
hidup menjadi terasa lebih sulit dan sempit. 


Kamu yang menghiburku dengan caramu 
yang belum tentu seorangpun mampu. 


Menyematkan harap pada langkah berat 
dan pandangan gelap oleh laku khianat. 


Engkau rela menebus mahal atas keslahan fatal 
dengan tidak lagi berharap pada akal. 


Panglimanya adalah hati yang memegang teguh panji 
atas masa depan tanpa janji. 


Toh kita sudah cukup lama Bersama  hidup bahagia 
yang sebenarnya hanya terasa oleh jiwa kita. 


Perasaan terbaik sepanjang riwayat usia kita menjadi epic paling apik 
meski sangat pelik dan tidak tersedia di lain kronik. 


Cinta yang menghela kita menuju tua 
dengan menerima fakta dikala langkah kaki terjebak di segitiga. 


Telah kuterima perih

Sudah kau jalani sedih

Sebagai simbol mahar pengasih



Kost 191007