Wednesday, March 16, 2016

Risalah Kesangsian

Tanpa dibuat buat, pikiran beranak pinak dalam benak dan mempermainkan badan serta batin. Mereka semena mena. Akhirnya teramuk oleh segala macam pikiran tidak nyaman yang menyerang sejak kemarin badai diciptakan. Entah dari mana semua berawal, dan entah sampai kapan akan berakhir. Meskipun  akan sulit memahami apa yang terasa, tetapi tidak akan ada ruginya mencatat apa yang terasa. Selebihnya, tidak perlu berharap reaksi yang berlebihan.


Iblis muncul dari langit, ketika tirai tirai rahasia terkuak sehelai demi sehelai dan semua berisi  catatan masa lalu. Catatan masa lalu yang terangkai menjadi keadaan kahar, berubahnya kepribadian menjadi pragmatis, prakits dan terkotak kotak dalam labirin rahasia. Labirin yang menyebabkan ketersesatan paham, ketersesatan pemikiran oleh sebab terlalu banyak menyimpulkan prasangka. Kejadiannya jadi melantur tidak karuan, menuruti segala rasa kepenasaran tentang kebenarn yang hakiki. Semuanya menjadi jelas benderang ketika satu demi satu mozaik masa silam terbentuk menjadi sebuah alasan kenapa badai harus diciptakan, dua bulan ke belakang.

Butiran lembut yang tersaring dari semua kejadian masasilam yang disimpulkan dalam sebuah teori konspirasi mengarah kepada pembenaran akan alasan amputasi hati. Yaitu bahwa selama kurun waktu dua bulan itu telah mampu merubah persepsi sedemikian besar. Perubahan persepsi memberi dampak juga kepada perubahan perilaku dan segala tetek bengek lainya.. Jika ditelaah kembali, dasar dasar permintaan amputasi itu dapat dibaca jelas di dunia maya, dunia yang bisa dianggap persembunyian seenaknya dan sekaligus menyimpan jawaban sebanyak banyaknya. Segala indikasi membuat akal sehat begitu mudah menyimpulkan, bahwa dunia baru telah menjanjikan banyak keceriaan dan semangat baru. Orang lama menjadi tidak ada apa apanya dan untuk ditinggalkan, diabaikan. Lalu lahirlah pribadi baru, pribadi 2016 namanya, yang sebenarnya tidak samasekali baru karena hanya kembali ke pribadi lama; bintang dunia maya. Selebriti media sosial. Hal hal lebih personal dan langsung mengena ke individu menjadi ternomorduakan. Pribadi lama dalam bentuk baru yang pragmatis. Itulah keajaiban barang baru.

Segala yang baru memang selalu menarik perhatian dan mengandung banyak hal menjanjikan, terutama untuk mereka yang suka akan pameran keberadaan. Pengabaian bisa menjadi budaya baru karena pecahnya konsentrasi dan prioritas dalam memberikan perhatian. Barang baru sungguh bisa merenggutkan seseoarng dari kita, terutama perhatiannya. Itu harus kita sadari bersama. Barang baru  adalah magnet baru yang menjauhkan seseorang dari yang dekat.  Hal ini patut diamine terutama jika barang baru itu tidak berwujud benda padat, ataupun benda cair melainkan sesuatu yang tak teraba tapi terasa. Barang baru yang dapat menimbulkan suasana hati yang berbeda, serba  baru dan serba menarik. Petualangan batin yang tak tergantikan dengan hal hal yang sudah ada sebelumnya. Hanya karena barang baru pulalah segala sesuatu yang dulunya baru bisa menjadi ‘terasa’ usang tiba tiba. Usang membosankan dan hanya layak jadi rombeng kenangan. Barang baru, dunia baru dapat memberikan kepercayaan diri bagi seseorang untuk dengan ringan hati melukai tanpa merasa melukai, atau setidaknya memiliki dalih bahwa maksudnya tidak untuk melukai. Orang bisa menjadi egois ternyata.

Memang terkadang semangat yang menyala nyala berlebihan, berkorbar kobar menyulut antusiasme untuk selalu terlibat dan terikat kapanpun, dimanapun di seetiap kesempatan. Itulah keajaiban barang baru, dunia baru, dunia yang memabukkan. Diam diam semangat dan antusiasme itu mengabaikan nilai nilai lama, nilai nilai yang tertanam sangat dalam di setiap inci batin orang yang konon dianggap istimewa. Barang baru dapat merubah orang menjadi bukan lagi yang dulu selalu dapat dipercaya dan dapat menjaga hati dengan baik. Kepercayaan kepadanya kemudian diliputi oleh masygul, oleh kesangsian yang justru terjawab oleh sikap  inkonsisten.

Perubahan perilaku dan perhatian menimbulkan kesangsian yang terpelihara untuk jangka waktu lama. Padahal jika saja suka, maka ribuan kata kata yang disusun berbeda dengan esensi sama berulang ulang akan menujelaskan secara terperinci mengenai hikayat kesangsian itu. Hal hal kecil yang biasanya tak perlu keraguan bisa menjadi symbol dari pembuktian akan adanya sangsi yang timbul. Hal hal kecil bagi kita sungguh bisa berarti sesuatu yang besar bagi orang lain, terutama bagi mereka yang menghayati tentang makna dan bobotnya. Hal hal kecil dapat menjadi sesuatu yang detail ketika kita melihat dengan persepsi makro. Perhatian perhatian sederhana yang hilang dari keseharian dapat bermakna pengabaian yang besar bagi mereka yang dapat menghayati hubungan dengan kepercayaan sebagai platform. . Semua sikap abai dan datar akan teringat dan menjadi pengikat atas kadar sangsi dalam hati.

Chatting di gadget misalnya, telah terbukti membunuh banyak orang karena menyebabkan kecelakaan ketika gadget tidak dipergunakan dengan bijaksana. Chatting di gadget juga telah tebukti menjauhkan seseorang yang dekat dalam pelukan, dan mendekatkan mereka yang jauh kedalam pelukan. Dunia semakin aneh, saudara. Maka patut juga dipertanyakan dalam hati ketika kita bersama seseorang yang konon dekat secara lahir batin tetapi justru sibuk dengan gadgetnya, sibuk melayani fans di ujung sana. Atau bahkan tiba tiba si gadget disembunyikan sedemikian rupa seolah mati kerena tidak ada baterai atau kehabisan pulsa, padahal puluhan bahkan mungkin ratusan message muncul minta diperhatikan. Ketika hal itu dikonfirmasikan, jawabanya sudah barang tentu ambigius, membingungkan karena perkataan tidak sesuai dengan sikap perbuatan.  

Pengalaman buruk masalalu yang terekam di dunia maya juga dapat menyebabkan orang menjadi setengah gila, terutama pada keadaan yang tidak stabil dan seimbang atau limbung batin. Sesuatu yang terjadi bertahun silam dapat ditemukan dengan mudahnya dan semena mena menjadi seperti bara yang tersiram premium di kepala, di dada juga. Semuanya terjadi dalam diam diam, hanya si pemilik empiris sendiri yang bisa merasakan. Maka dari itu terkadang hati menasehatkan untuk samasekali menutup mata dari duni maya agar damai di bumi senantiasa. Media sosial bisa menjadi bencana batin bagi mereka yang percaya hahwa hidup memerlukan penghayatan, bukan hanya sekedar seremonial belaka.

Mimpi mimpi indah yang terhambur dalam perkataan bisa jadi berbeda bobot dan komtemen pemenuhanya bagi dua orang yang memang tidak seimbang kontribusi persasaan pada satu hubungan. Perhatian, konsentrasi dan prioritas terhadap pasangan mudah untuk terbagi dengan kehadiran barang baru entah apa namanya. Barang baru, dunia baru itu telah menjadi lebih penting daripada hal hal lain dalam kehidupan. Dia punya segalanya yang orang lain tidak punya untuk dapat tertawa lepas dan menjelajah dunia dengan bebas. Memang sedemikian ajaib dan memabukkan!

Jika seseorang memang sudah terubah oleh karena barang baru itu, maka sebetulnya dia tidak perlu susah susah berusaha memaksakan empati. Karena cukup dengan membaca ulang kalimat yang  tersusun, dan mengendapkannya  dalam nurani  sendiri maka kita akan tahu apa akibat yang timbul dari sikap kita kepada orang lain. Kebenaran dan kesalahan kesimpulan dan pendapat akan dapat ditemukan disana. Akan tetapi hal itu biasanya tidak penting bagi mereka yang berubah menjadi pribadi pragmatis, mabuk oleh keajaiban dunia baru, barang baru. Karena untuk dapat memahami keluh kesah seseorang kita perlu mengembalikan kepada kesadaran nurani kita atas apa yang disampaikan. Kalau hanya dibaca sekilas lalu dilupakan, itu tidak ubahnya seperti membaca berita koran pagi yang kemudian berubah menjadi kertas pembungkus benda di siang hari. Kehilangan makna dan fungsi esensial dari sebuah komunikasi. Tetapi jika sebuah hubungan akhrnyapun berakhir seperti koran tadi, maka memang harus seperti itu kisah hidup yang harus dijalani.

Kita tidak bisa membentuk orang lain menjadi manusia ideal menurut persepsi kita. Empatilah yang semestinya bisa membawa diri, hati dan sikap saling menjaga dan membahagiakan pasangan. Dan adalah mutlak bagi kita untuk membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri.

 

Sukorejo, 160316