Monday, January 02, 2006

Tahun Baru

2005 meninggalkan kesan sebagai tahun yang celaka, tahun rawa rawa, tahun bencana, dan sekaligus tahun untuk pengetahuan baru, pemahaman baru akan hidup dan aspeknya. Sungguh sepanjang tahun yang melelahkan, sepanjang tahun yang padat berisi, warna warni aneka warna dan rasa! 2005 juga menjadi tahun keramat. Mengalami berada di dua kutub kesempurnaan yang berbeda, berada diantara dua ujung paling ujung rasa; pahit manis kehidupan. Dan 2005 seperti tidaklah berakhir, karena segala detail calon kejadian telah menjadi embrio bagi mengisi cerita di 2006. Dan…kita tinggal menjalani seperti umumnya, meneruskan apa yang setengah jalan, dan menjalankan apa yang sudah jalan, mengikuti track yang telah terbentuk entah bikinan hati atau buatan logika. Kedua duanya mengantarkan setiap insan manusia kepada kelanjutan peristiwa dunia.

Sebagian orang memilih mengikuti kata hatinya dan menjadi legenda kemudian, sebagian lagi babak belur terjebak salah mengikut kata si hati, lalu mengasihani diri tak henti henti, mengemis dan terus mengemis simpati kepada Tuhan. Dan masing masing diiringkan dengan konskwensi sendiri sendiri, yaaa…kita jalani saja 2006 dengan rasa penuh terimakasih kepada Tuhan, tetap menjadikan nurani sebagai yuri pertandingan antara hati dan logika.
2005 juga tahun kehilangan, dimana yang hilang tak akan kembali lagi, hilang musnah ditelan zaman. Tahun yang sama juga berisi temuan temuan baru tentang pengalaman. Yang paling berkesan, 2005 adalah tahun semu, tahun ketidak pastian dan tahun kegelapan...yang menyisakan beban penyesalan ditahun 2006 dan barangkali tahun mendatang.
Dan hidup harus terus berjalan...
Jakarta, 01 January 2006