Sunday, January 01, 2006

Contemplation


Pagi bermula bersama ketidak yakinan dan pertanyaan pertanyaan sinis bahkan pesimis, plain semata.
Aku ingin diam, dalam gelap yang mengurung. Diam tanpa gerakan dan fikiran. Tidak, aku tidak bisa mengentikan laju fikiranku, yang menyeret nyeret kenangan menjadikan beban penyesalan.
Aku ingin berhenti menulis, sebab yang terbaca hanya keluhan, makian diam diam.
Aku ingin berhenti memuja, sebab yang datang hanya cemburu yang menghanguskan isi dada.
Aku ingin diam dalam gelap, diam tanpa gerak dan kata kata, tapi tolong singkirkan segala suara yang datang dikepala.
Mungkin aku sangat marah hingga tak mampu marah,
Mungkin aku sangat sedih hingga tak sanggup bersedih
Mungkin aku sangat sakit hingga tak bisa merasakan sakit
Atau mungkin aku sangat bahagia hingga tak bisa menghayati kebahagiaan?

Inikah titik nadir?
Inikah tubir jurang?
Inikah akhir?
Atau awal?
Atau pertengahan jalan?

Aku kebingungan!

Aku bukan punya siapa siapa, seperti aku tak punya siapa siapa..
Hanya lingkupan gelap dan kabut yang datang pergi sesuka hati, kadang menjanjikan kadang menikam…
Lalu, dimana diri harus diletakkan?
Diantara bekas bangunan kebanggan yang tinggal puing dengan mayat berjalan berseliweran?
Ataukah harus diri mengikuti sesat di persimpangan jalan?

Aku mengalah terseret kebekuan, tanpa langkah apalagi tujuan.
Kuikuti arus zaman, dari gelap ke gelap dan hanya gelap yang tertayang…tanpa rasa, tanpa beban dan tanpa harapan…

Aku diawang awang sendirian…
Melayang layang menunggu kematian datang...

Jakarta, 1 January 2005