Saturday, December 19, 2009

Definisi Cembokur

Ada satu syair lagu Kangen Band yang memprovokasi hati untuk berprasangka sekehendaknya, seperti keinginan seorang maha raja yang bisa menentukan apa saja. Prasangka atas pasangan hati yang kemungkinan dengan sadar telah melakukan sesuatu yang menyakiti, atau cenderung menghianati komitmen batin yang tidak pernah diucapkan lewat mulut dengan kata kata. Prasangka itu bernama rasa cemburu. Cemburu timbul karena kekhawatiran berlebihan, dan kekhawatiran terkadang bisa membutakan bahkan membunuh. Rasa cemburu itu ibaratnya berjalan dengan telanjang kaki didalam gelap gulita, melintas di lautan beling. Segala hal yang datang dari pikiran yang bersinggungan dengan rasa cemburu akan menimbulkan kesakitan amat pribadi, yang hanya bisa dirasakan sendiri tanpa harus mengalami gejala. Sakitnyapun luar biasa perih terasa.

Pengalaman empiris terkadang menjadi batu pengasah bagi insting seseorang, insting yang terbentuk dari kejadian kejadian dimasa sebelumnya. Namanya insting, ia memberi sinyal pertanda, firasat, atau rambu alert apabila sesuatu hal terasa ganjil dan patut didapatkan klarifikasi supaya ada jawaban atas pertanyaan yang hanya berputar putar didalam fikiran, tanpa menemukan jawaban. Pertanyaan pertanyaan yang lahir dari rahim kecemburuan tidak ubahnya darah panas yang bersirkulasi keseluruh jalinan tubuh, mempengaruhi sistem kerja syaraf dan otak. Pandangan, pendengaran, perasaan, semuanya campur aduk saling berkonflik memporak porandakan ketenangan fikiran menjelang akhir minggu yang panjang menyenangkan. Dan semua bersumber dari komunikasi yang kacau balau, meskipun seribu media sudah dipakai sebagai penyampai pesan. Akal sehat tidak sanggup lagi melakukan kompromi terhadap hati yang terlanjur terbakar cemburu. Jawaban jawabanya justru menganak pinakkan pikiran macam macam, yang lalu berfermentasi jadi prasangka subyektif; kebohongan sedang terjadi, dan diri siap untuk menjadi korban!

Ketika api prasangka membara dan membabi buta, maka kerugian immaterial yang ditanggungkan sungguh tidak kira kira. Ia seperti virus yang menggerogoti ketegaran gunung dan mencemari ketenangan samudera. Orang lebih sering menamakannya cemburu buta, rasa buruk yang timbul dari hanya bongkahan bongkahan prasangka yang kemudian menjadi penghalang pandang terhadap nilai nilai kearifan. Kebenaran menjadi sumir karena semakin meragukannya argumentasi yang disampaikan. Segalanya serba menyakitkan, sebab si pencemburu buta tidak melihat cahaya yang bisa mencerahkan seperti apa wujud setan prasangka itu yang sebenarnya. Dan karena ketidak tahuan wujud yang sebenarnya itulah maka amukanya semakin memerihkan tulang belulang dan persendian, terasa sampai ke sumsusm, otak, jantung, sampai ke pencernaan. Pasir beling yang mengalir di dalam pembuluh darah!

Pemadam dan peredup gejolak itu hanyalah pengakuan yang dapat dirangkai dengan sederhana sebagai kebenaran. Rangkaian fakta, kronologi, apalagi bukti yang menuju satusatunya kesimpulan tak terbantahkan bahwa setiap keganjilan yang membutakan hati itu hanya prasangka yang tidak beralasan. Sebuah hubungan antar manusia yang melibatkan hati pasti berisi pula rempah bernama cemburu. Kepercayaan kepada orang lain tidak bisa 100%, sebab kepercayaan yang terlalu banyak terkadang juga menimbulkan impact yang lebih parah apabila kepercayaan itu disalah gunakan untuk menusuk dari belakang. Itu namanya pelecehan terhadap intelegensia, penghinaan terhadap niat baik yang sederhana.

Hal baik dari cemburu adalah dia adalah pengejawantahan dari rasa untuk tidak diperlakukan tidak adil oleh pasangan hati. Cemburu adalah insting paling dasar, sebuah cara hati untuk melindungi diri dari kesakitan yang bisa mengakibatkan pembusukan. Sayangnya, terkadang ekspresi cemburu sering diartikan sebagai sikap kekanak kanakan yang tidak beralasan. Seperti halnya pameo yang mengatakan ’Bertanyalah! Sebab tidak ada pertanyaan yang dianggap sebagai pertanyaan bodoh’. Hanya kadang kadang pameo itu dipatahkan hanya oleh sebuah jawaban yang bodoh atas pertanyaan yang sederhana. Cemburu pada orang dewasa sama saja cemburu pada anak anak. Kedua duanya adalah proses alamiah batin untuk melindungi hati dengan menggunakan logika logika berpikir yang sederhana. Maka tidak ada namanya cemburu itu sikap kekanak kanakan. Penjelasan yang tidak berlebihan dan dapat diterima oleh akal sehat sebagai kejadian diluar rencana, atau sebagai hal yang bukan karangan indah penghibur hati buta yang disampaikan dengan cara komunikasi yang baik dan benar, (artinya adalah bertukar pesan untuk menyampaikan maksud atau dan mengabarkan berita), adalah cara paling baik untuk mecegah terjadinya bahaya cembru itu.

Maka berdasarkan penyesalan dan pengalaman, jika sebuah kebohongan besar telah dimanipulasi sedemikian rupa menjadi cerita karangan yang tidak masuk akal layaknya sinetron, akan lebih aman dan bijak apabila berhenti sejenak, mendefinisikan ulang semua ke dalam konsep awal sebuah hubungan. Supaya tidak ada yang harus merasa teraskiti apalagi menjadi korban, jika memang sebuah hubungan harus berakhir tiba tiba.

Bambuapus – OPP 091218