Tuesday, August 05, 2008

Bukan saya

Rekaman audio di cockpit pesawat Adam air DHI 574 yang hilang di perairan Majene Sulawesi Barat pada hari pertama tahun lalu tiba tiba beredar dan populer melebihi popularitas album baru band anak muda. “ Allahuakbar…Allahuakbar….” lalu senyap bersama lenyapnya seratus dua orang manusia yang ada didalamnya, meninggalkan luka dalam bagi ribuan orang sanak keluarga korban. Isi rekamannya tetap sama, itu itu juga beredar melalui transaksi informasi nir kabel. Bukti bahwa teknologi informasi secara perlahan lahan menelanjangi cerita kemanusiaan yang terjadi sebena benarnya.

Yang lebih meriah justru cerita cerita sangkalan para pejabat instansi negara yang tadinya berkewajiban menyimpan dan memelihara jawaban teka teki kecelakaan pesawat paling tragis abad ini. Berlagak seoalah tidak kebakaran jenggotl KNKT menaburkan bibit bibit opini yang keseluruhannya mendoktrin publik untuk mendukung kebohongannya menjadi kebenaran. Hal yang sedemikian sederhana di orak arik menjadi susah dicerna. Kisah bau kentutpun di seluruh dunia tetap sama rumusnya, yaitu yang pertama keluar dari mulut dari bau celaka itu adalah “bukan saya pelakunya”, yang sebenarnya bermakna sebuah upaya mengalihkan kesalahan kepada hantu; pembodohan publik!

Di tivi, si ganteng pemandu acara mewawancarai seorang pejabat tinggi di KNKT. Lelaki tua dengan tiga perempat wajahnya dilapisi kaca mata berwarna grey transparan; dan begitu peduli dengan jas serta intonasi suaranya memperjelas situasi pikirannya yang dihinggapi deja vu sepanjang waktu. Rekaman suara bencana celaka itu diperdengarkan lagi, merobek ribuan hati sanak waris para korban, juga jutaan manusia atas nama kemanusiaan. Bebasnya pemberitaan di media tivi bagai mata cangkul tajam yang mengoyak hati keluarga korban yang sedang belajar sangat keras dan berat untuk bekompromi dengan keikhlasan. Rekaman percakapan yang bocor itulah sebenarnya bencana lebih parah bagi kebangsaan dan kemanusiaan, sebuah pertunjukan peradaban betapa miskinnya bangsa ini dengan empati. Adat sopan santun ketimuran, menguap menjadi sejarah. Vulgarnya pemberitaan adalah anarkisme terhadap bathin keluarga korban, dan selamanya penderitaan sungguh tidak bisa digambarkan seperti apa rasanya. Hanya bisa merasakannya sebagai iblis jahat yang hidup didalam aliran darah disekujur tubuh kasar kita, itupun hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tertimpa derita.

Bocornya rekaman keramat itu ke telinga umum juga adalah sebuah cermin betapa pemikiran tentang pengamanan bagi pejabat sepenting itu sungguh bisa diduga; sangat memprihatinkan. Mestinya, upaya pencegahan terhadap terjadinya kebocoran informasi mutlak menjadi prioritas pengamanan KNKT dari ancaman operasi intelijen partikelir, pencurian, sabotase ataupun kemungkinan terburuk lainnya. Metode metode pengamanan elektronik sampai pengamanan tehnology informasi mutlak harus ada. Dibutuhkan sebuah team pengamanan yang efektif sebagai pendukung sistem sistem yang terbangun dalam melaksanakan pengamanan fisik, serta melakukan pemetaan konsentrasi area kritis dengan sistem administrasi serta prosedur standar operacional yang jelas. Kesadaran para pemangku kedudukan (apalagi pejabat publik) kita masih sangat rendah terhadap pentingnya pengamanan. Penghargaan terhadap profesi petugas keamanan memang sudah banyak kemajuan meskipun masih jauh dari harapan yang wajar. Akibatnya profesionalisme individual seorang petugas pengamanan sering kali pas pasan, sama halnya dengan pendapatan mereka yang juga pas pasan.

Sementara pejabat yang pura pura tidak kebakaran jenggot sibuk mengembang biakkan opini, marilah tunduk kepala kita sejenak. Mengheningkan cipta dan memohon kepada yang maha kuasa, semoga arwah para korban tenang diterima disisiNya, serta keluarga yang ditinggalkan diberiNya kekuatan untuk melanjutkan hidup dan menyingkap keajaiban keajaiban lainnya dalam kehidupan dan juga semoga para pemimpin negeri ini segera disadarkan dari kemabukan duniawi.

Dan, kebenaran yang tak terbantahkan adalah makna dari kata terakhir yang terperdengarkan dalam rekaman masyhur itu..” Allahuakbar….Allahuakbar…..Allah maha besar..! Itulah kebenaran hakiki dari cerita setiap manusia, tidak peduli bagaimana KNKT akan berkilah menutupi aibnya .


Gempol – Bambu Apus 080805