Thursday, November 03, 2005

Percakapan sepanjang jalan

: dragon’s soul mate

Percayakah bahwa segala hal yang berawal pasti akan berakhir jua?
Ya, aku percaya itu.
Selalu berakhir pada kemisterian, entah berapa miliar jumlahnya bahkan kitalah obyek dan subyek dari kemisterian itu sendiri. Hidup selalu terlalu kaya dengan kisah yang menjadi pakem penegas kemisteriannya sendiri. Hanya proses dengan hasil selalu nihil tak tertebak.

Tapi bukankah karma adalah jawaban hitam putih atas kemisteiran itu?

Ya, sealalu. Dengan mekanisme perputaran yang membosankan keyakinan atas kemutlakanya.

Itukah akhir?

Misteri! Nihil tak tertebak. Dan Cuma kuasa waktu belaka penayanganya, membiarkan tanda Tanya yang berpautan bahkan atas pertanyaan itu sendiri, menjadi atom peradaban yang ternyata tak berakhiran. Riwayat selalu menjadi bukti betapa rapuh da labilnya hidup, yang dalam hitungan detik bisa terhempas berantakan.

Jadi, mufakat?

Ah, dia pola berantai yang merangkai gelembung gelembung dunia yang menyerati setiap manusia. Tiap mataratai adalah gelembung dunia yang selalu mencari lekatan atau bersimbiosis mutualisme dengan gelembung lainya. Gelmbung rapuh dan labil itu adalah kisah awal dan kisah akhir setelah menitipkan ruh misteri. Tak akan pernah ada akhir yang betul betul berakhir sepanjang udara masih mengidupi dunia dan kita. Alam masih menghormati kemuliaan peradaban, sebab hidup hanyalah kisah besar dari dengan miliaran adegan.

Masa depan tidak pernah ada, sebab ia adalah misteri juga akhiran. Hidup adalah hari ini yang mengumpulkan kontribusi jawaban atas kemisterian sebuah akhir; masadepan!

Jakarta – Boyolali diatas Honda Tiger AD 4875 DR 3 November 2005.