Wednesday, December 03, 2003

Kenangan

Pulang ke kost dengan fikiran kosong dan hati ompong. ‘ceramah’ mami Sita tentang performanceku tetap mencekik otak. Segala hal tentang hidup pribadiku menjadi murung. Anjing keparat memang, karena kenangan buruk masa lalu yang selalu hidup dlam jantungku, terpompa mengkuti aliran darah ke setiap inci tubuhku tetap hidup dalam abadiny, tetap rajin menusuk nusuk kan pisau yang makin karatan, dan tetap seja menjejalkan amarah luar biasa tanpa seorangpun berhak tahu; apalagi ikut merasakan. Anjing keparat juga atas kesombongan diri yang enggan berkompromi dengan masalalu ning, dengan kebusukan yang menempatkanku sebagai jongos yang patut dianggap bodoh dan diperlakukan sebagaimana orang bodoh.
Ketika sendirian di kamar kost, ketika otak sedang letih bekerja dikantor, atau ketika oksigen perlahan kuhirup dan kualirkan keparu paru, ketika itu puolalah perih dan amarahku menggulung gulung dalam kebisuan, dalam hatiku yang maha sunyi, maha hancur dan membusuk. Warisan luka masalalu terlah beranak pinak menjadi ibolis iblis baru , membuat kampung dan membentuk peradaban baru bagi pribadiku; membentuk pribadiku menjadi pincang dan ganjil.