Thursday, August 16, 2007

Mimpi Buruk

(Mimpi adalah cara otak menterjemahkan kejadian yang membingungkan pikiran – Spacetoon)

Entah dari mana datangnya, mimpi buruk merajam, mimpi yang dulu pernah rajin hadir di malam malam ketika tertidur maupun terjaga. Mimpi itu sebenarnya hanya repetasi dari kejadian yang teramat buruk dimasa lalu, dan mendamparkan pada situasi yang sangat tidak berdaya, sangat tidak beruntung. Mungkin lebih tepat dinamakan mimpi buruk untuk hal hal yang bersangkutan dengan masa lalu, sedangkan untuk hal hal masa depan adalah mimpi manis (?)

Mimpi buruk menempatkan diri ditempat yang paling tidak mengenakkan bagi hidup, dimana dulu pernah ada disana untuk waktu yang cukup lama, cukup lama dalam ukuran normal untuk merontokkan semangat maupun keyakinan bahwa hidup masih terus berjalan dan akan berubah entah kapan. Sebuah situasi dimana diri terperangkap dalam lubang hitam yang sangat pekat, kehilangan cahaya dan hanya bisa meratap sendirian. Seperti anak ayam yang terjebak di lubang kakus.

Mimpi buruk membawa seluruh muatan emosi, pengalaman rasa hati. Pertengkaran, muslihat, penghianatan, penghinaan, ucapan, dan segala hal yang memang pernah terjadi dalam rangkaian cerita masa lalu. Mimpi buruk seperti benda busuk masa lalu yang disuguhkan ke meja makan untuk menu sarapan. Nutrisinya menjalar menjadi energi yang menggerakkan segala sikap yang berawal dari pikiran, menjadi racun yang meneggelamkan optimisme sang matahari. Mimpi buruk membajak tidur dan merubah haluan menjadi sumpah serapah yang hanya terpendam sendirian. Amarah yang membuncah kadang meledak tanpa kesadaran, juga kesedihan yang tesisa sesudahnya menjadikan tidur adalam momok yang menakutkan. Seperti dulu dulu, pergi tidur hampir sama dengan menyerahkan badan dan fikiran kepada iblis yang akan menjadikan setiap serpihan diri sebagai pelengkap pesta mereka. Tanpa berdaya…

Apakah ada kontribusi ekternal yang membuat mimpi buruk itu hidup kembali setelah mati suri beberapa bulan ini? Sungguh tidak ada korelasinya samasekali. Tetapi keyakinan bahwa memang hidup setiap manusia terbagi atas ceritanya masing masing, berjalan dan berkembang sesuai dengan catatan takdir. Dan rasa menggumpal seperti itu sama saja membuka pintu lebar lebar bagi iblis, mengundangnya untuk masuk dan menguasai alam bawah sadar. Hidup jadi tampak semua serba salah, serba mengecewakan diri sendiri. Rasanya tidak ada alasan samasekali untuk memelihara optimisme bahwa masa depan itu ada untuk ditanami dengan pohon pohon harapan sebab semua akan berakhir percuma saja.

Tidak akan ada yang mampu mencegahnya, tidak ada yang sanggup merubahnya. Mimpi buruk hanyalah visualisasi dari kejadian buruk masa lalu yang hadir tiba tiba setelah sekian lama terkubur dangkal dalam ingatan. Tidak ada jeda pembeda waktu antara kejadian sebenarnya dan bayangan yang hadir disebabkan oleh betapa parahnya dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tragis masa lalu. Dan masa lalu tetaplah sebongkah batu yang menggelinding liar menggilas kekinian di kadang kala, menjelma dalam mimpi buruk yang meremukkan rasa. Dalam keadaan terjaga, mungkin saja mimpi buruk bisa dilawan dengan pemikiran lainnya yang memenangkan ego, tetapi dalam keadaan tertidur, sungguh merupakan siksa tanpa daya.

Sebagai perenungan, mimpi buruk adalah anak anak dari peristiwa buruk masa lalu dimana diri terlalu banyak berharap kepada orang yang menyebabkan kerusakan itu, berharap bahwa dia akan memiliki kebijaksanaan hati yang cukup untuk menunjukkan itikad memperbaiki, atau setidaknya menunjukkan tanggung jawab atas perbuatannya. Dan ketika harapan harapan itu pupus, muncullah pengertian baru bahwa tidak seharusnya berharap apapun dari apapaun supaya juga tidak kecewa.

Bahwa tidak ada yang bisa merubahnya lagi karena masa lalu menjadi property individu yang sangat pribadi, dan dimana mana masa lalu hanyalah sebongkah batu yang tidak bisa kita rubah menjadi sesuatu yang bukan batu. Ia ada menjadi prasasti bagi hidup, catatan belaka. Hal yang bisa meringankan adalah berkompromi dengan hati sendiri, dengan pikiran sendiri. Berhenti berharap, berhenti menghujat dan menumbuhkan pandangan pandangan baru tentang hidup.

Ciracas, 070816