Sunday, September 07, 2008

Menuai Usia

Usia menua, meninggalkan catatan dan kenangan yang bagai lukisan dilorong masalalu; tinggal keindahan. Ribuan orang sudah datang dan pergi menyinggahi hati, sebagian meninggalkan tahi, sebagian menabur benih melati. Segala yang baik dan buruk jadi menghidupi, pengalaman pengalaman yang bertabur menjadi penghias dan pengingat jalanya cerita kehidupan. Hidup adalah lorong sempit berliku liku, mendebarkan sekaligus mengokohkan harapan. Jarak tempuhan seterjal apa lagi yang bakal ada didepan, telah diperingatkan oleh apa yang terjadi di masa lalu. Hidup bisa penuh kejutan, mengandung kebosanan, dan memiliki keindahan yang tak bisa terjabarkan. Sepenuhnya berisi cerita cinta antar manusia, kadang jadi pelaku, terkadang jadi korban, bahkan terkadang jadi saksi saja.

Jauh sudah kaki berjalan, memburu cita di titian mimpi. Dan Tuhan selalu berada disisi. Jauh sudah jarak tempuhan, terkadang di padang gersang terkadang di lumpur kebosanan. Dan selalu tersedia kebun rahasia, tempat segala keluh kesah bermuara dimana sejuk embun pagi selalu setia membasuh dan jadi pupuk penguat diri melangkah lagi merangkai hari demi hari dalam gugusan cerita dunia. Manusia dan manusia menciptakan rangkaian panjang sejarah peradaban, dan cinta selalu menjadi tema utamanya.

Setiap orang adalah pahlawan, dan darinyalah dilahirkan jejak jejak perjalanan supaya anak cucu tidak kehilangan arah. Niat sederhana dan menjadi terbaik bagi diri sendiri masih terlalu jauh dari begitu banyak rahasia yang tersimpan dalam pikiran, rahasia yang menjadi tentangan bagi kata bijak hati nurani. Jika keberuntungan adalah hikmat bagi mereka yang keras berusaha, maka mimpi yang terpetik tanpa sengaja adalah anugerah yang tak ada bandingannya.

Menuai usia, ketika otot tak lagi kekar, tulang belulang tak lagi kukuh dan keriput menyapai kulit ari, menghantamkan kesadaran kepada nurani bahwa hidup semestinya bersimpuh tanpa daya dibawah kehendakNya. Penderitaan telah menjadi pelajaran yang menghadirkan kepasrahan, setelah protes panjang membentur altar langit tanpa jawaban. Sedangkan karunia terkadang terlupakan oleh gemuruh kota besar yang menjauhkan kepribadian dari sifat sahaja.

Rumah kayu dilereng bukit berdinding ketenangan dan beratapkan tulisan sejarah masa silam, beralaskan renungan panjang atas segala peristiwa dan kenakalan menanti di ujung sana, tempat dimana ujung hidup akan berpulang terpahat dalam tulisan panjang, sejarah seorang manusia biasa.

Setan dan bidadari berlarian datang dan pergi, meninggalkan catatan yang manguatkan dan melemahkan. Keindahan selalu pergi terlalu dini, sedang penderitaan bercokol rapi di alam fikiran, terbawa dalam perjalanan panjang ke masa depan. Dan adat hidup selamanya tetap sama; bahwa masa lalu dan masa depan sama sama nisbi adanya. Hari ini, saat ini adalah hadiah terindah dari Tuhan bagi diri dan mahluk hidup penghuni bumi. Sebab, semegah apapun isi kehidupan, kematian tetaplah jawaban pasti.

Selamat ulang tahun, buderfly…Think again! Life is just awesome!
Kebumen, 080907