Thursday, February 02, 2006

Terimakasih

:n
Akhirnya aku berhenti berharap. Setelah jiwa letih menanggung hasrat; kelewat berat. Kepalsuan telah merampas semua yang sempat menjadi warna hidup menukarnya dengan kawah amarah yang dengan perkasa kuredam sendirian. Aku mengerti, hidup hanyalah hiburan bagimu, permainan murahan belaka. Maka nikmatilah ini, luka disekujur tubuhku yang kauukir dengan pisau karatan berulang ulang, pisau yang kubelikan agar kau kukuh menjaga martabat kita.

Engkau dengan mata hatimu yang tertutup oleh debu kebejatan tentu tak mampu mengeja setiap tetes nanah yang meleleh, juga setiap tetes air mata yang menguras isi kepala yang meradang dan membusuk perlahan.

Maka aku berhenti berharap dan melanjutkan hidup berteman dengan iblis ciptaanmu; segala usia, yang kupiara jadi virus bagi jiwa sekelompok penjamin bagi kematian yang tak mungkin akan datang terlambat menghampiri.

Terimakasih sekali lagi, untuki sumbangsihmu bagi kedewasaanku…

Gempol, 060202