Wednesday, October 15, 2003

Si Miskin dan Trantib

Di Jakarta, ‘orang orang miskin’ digusur, bersikeras dan berakhir bentrok dibeberapa tempat. Orang orang berebut simpati mendatangi, mengecam aksi pemerintah DKI dan berlagak jadi malaikat. Intinya sama, rebut simpati untuk kelompoknya. Orang orang yang digusur itu memang tidak seharusnya ada disana, liar dan sikap Trantib DKI pun buatku adalah penegakan hukum. Aku sendiri setuju penegakan hukum dengan ekses apapun. Mereka bukan korban tapi pelaku buatku. Maju terus Trantib, tegakkan keadilan sekecil dan seberat apapun!

Kosong

gelisah, kosong, angan menenelanjangi sesal, menjejalkan kejang pada mimpi. Aku ingin waktu segera menghanyutkanku ke peluk malam dimana tak kujumpai gelisah menikam.
Suara suara tanya jadi hambar dikepala, sebab tak ada jawab yang keluar dari hati. Pagi tadi kusulut api dari kediaman waktu, sekedar mengingatkan waktu Aku sendiri asing pada nyanyian dari seberang kaca jendela..

Kusangka kota ini berisi tentram, rupanya kemanjaan yang takut takut dipertahankan sementara gemuruhnya menjejalkan sunyi yang menjerit jerit mentertawai usia yang merapuh…