Tuesday, March 11, 2008

Risalah Perpisahan










: Orang orang Nutricia

Sudah jadi adat dunia, bahwa pertemuan selalu membawa konskuensi kebalikan: perpisahan. Siang dan malam, lelaki dan perempuan, suka dan duka, kebaikan dan keburukan, dan lainnya. Semua tidak bisa berdiri sendiri sendiri, dan dalam interaksinya memerlukan sinergi, keseimbangan dalam menjalaninya. Tidak akan ada hulu jika tak ada hilir, tidak akan ada kegembiraan jika kita tidak pernah mengalami apa itu kesedihan. Sebab hidup sebenarnya hanyalah perjalanan dari dua titik, antara kelahiran dan kematian belaka. Lain tidak. Sebuah konsep besar yang mewakili keseluruhan kejadian dalam kehidupan. Kisah manusia adalah kisah pengembaraan diantara kedua titik tersebut.

Sebuah pertemuan yang menggembirakan, bisa jadi akan berakhir dalam perpisahan yang merobekkan hati, merontokkan keteguhan diri. Atau sebuah pertemuan yang meragukan akan bisa juga berakhir dengan sebuah perpisahan yang penuh keyakinan, tanpa beban.Tangis dan tawa hanya warna dunia musik pengiring seperti halnya udara dan hujan.

Apabila dalam sebuah kisah sejarah, kita pernah mengalami satu lintasan dalam tempuhan yang sama, atau sekedar berpapasan saja, maka milik kesementaraan sematalah hal itu akan terjadi. Singkat atau lambat, ujung dari kisah cerita akan bermuara kepada satu kepastian yang tak bisa ditolak oleh siapapun. Lalu kita hanya akan menjadi butiran debu yang dipermainkan angin dan musim, mengembara dari tempat asing ke tempat asing lainnya. Semestinya demikianlah hidup dimaknakan, supaya terkikis ketamakan dan sifat binatang yang biasa dimanjakan.

Isi dunia digambarkan dalam sebuah stasiun kereta dimana perpisahan dan pertemuan terjadi setiap hari. Diantara perpisahan dan pertemuan akan terurai kisah kisah perjalanan yang penuh berisi pengalaman, disimpan dalam saku ingatan dan dibawa ke perjalanan lain lagi. Masing masing kita memiliki cara tersendiri menyimpulkan kisah biografi, menjadi peredup dan penerang langit perasaan. Penghormatan kepada pribadi pribadi yang singgah dalam sanubari akan berupa kenangan dan ingatan, berjubah pengaharapan dan terkadang hasrat untuk melupakan. Sikap bersahaja mengajarkan kewajaran, menghormat bagi mereka yang menghormat, mengabaikan bagi mereka membanggakan kerendahan budi.

Simpul simpul kematian yang menentukan rute tempuhan perjalanan liar di bumi tanpa marka ini mungkin akan mempertemukan lagi masalalu dengan masa depan. Segala kemungkinan mutlak menjadi milik alam semesta, miliaran kemungkinan dan hanya akan ada satu yang dapat dibuahi menjadi kenyataan. Itupun masih dalam bungkus misteri yang tak tertebak dengan cara apapun. Jalani saja, ayun langkah ke depan. Integritas akan menuntun kepada kelapangan hidup, lapang dalam menerima yang kita suka dan menolak apa yang kita takuti; lapang menerima kesempatan yang menyambangi keberuntungan nasib, maupun kemalangan yang mungkin akan menguatkan.

Jika perpisahan melahirkan sesal, mari jadikan pelajaran betapa kebersamaan adalah sebuah karunia yang tidak bisa begitu saja diproduksi hanya dengan ketidak sengajaan. Semuanya mengandung makna, pembelajaran sebagai bekal melangkah di titian kalender selembar demi selembar. Sungguh hanya jejak kaki yang tersisa bagi waktu yang telah merampas usia kita.

Mari memberi yang terbaik bagi kehdiupan tanpa ikut campur dalam menentukan hasil pencapaian. Biar saja hukum alam yang akan memutuskan, pahala dan siksa serupa apa yang layak atas apa yang kita perbuat di hari kemarin dan masalalu. Setidaknya, satu pelajaran berharga tentang hidup telah terangkum di sanubari, memberi peringatan dan penguat bagi aral dan anugerah yang bakal datang.

Jika pertemuan melahirkan perpisahan, maka perpisahanpun berpotensi menciptakan pertemuan, entah dimana, entah kapan…sebab kita hanyalah pengembara di bumi tanpa marka.

Ciracas, 080311