Wednesday, February 17, 2016

Langkah Kecil


Tadinya, dari dinding dinding bangunan rumah maya mengalir pesan pesan harum tentang kemanusiaan, sekaligus mengabarkan kepada dunia tentang peradaban yang tekadang pincang di salah satu sudutnya. Menggugah sesiapa yang berkunjung dan cukup bernurani untuk memelihara etika kemanusiaan. Terkadanng bahkan tampak sebagai selalu bermuram durja si pemilik rumah maya. Padahal sesungguhnya itulah kisi kisi wajah dunia yang ditampilkan cuma untuk dinikmati para pelintas dengan persepsi seni masing masing. Dari padanya terkandung pesan pesan agung mulia, bahkan terkadang pesan kesahajaan yang sering terlupakan. Disana kita bisa belajar semangat dari mereka yang tak patah arang oleh nasib. Belajar bersyukur dari mereka yang seolah selalu tersungkur di megahnya negeri makmur. Bahkan terkadang kita bisa belajar tentang kebijakan dari potret mereka yang terabaikan. Sesekali tersaji keindahan karunia Tuhan yang tak dapat ditiru oleh tangan para seniman.
Rumah maya itu perlahan sepi. Jendela jendela yang semula terbuka telah satu persatu tertutup dan terkunci dengan paku. Rumah maya yang laksana sebutir debu di angkasa itu akan perlahan lesap dan dilupakan orang. Tidak ada rasa kehilangan dari sang pemilik, seperti halnya tidak ada satupun orang yang merasa kehilangan atas kemusnahannya dari jagat maya. Pertemanan, interaksi dan sanjung puja puji di dunia maya ternyata hanya formalitas maya belaka. Itulah sebabnya bahkan tak seorangpun akan merasa kehilangan ketika kita menghilang dari pergaulan maya. Bahkan teman yang terkumpul sekalipun terkadang terbentuk dari sekumpulan orang yang mungkin tidak saiing kenal. Tata pergaulan di dunia maya menjadi sangat pragmatis, cenderung hambar kehilangan esensinya.

Menutup jendela rumah maya  juga menutup mata atas peradaban yang berkembang penuh dengan niat pamer dan keluhan, bahkan keterangan sederhana mengenai kegiatan seseorang, aktifitas biasa yang dipublikasikan dengan serta merta, supaya semua orang diseluruh dunia tahu dan mengaguminya. Bagi si pemamer sendiri tentu dimaksudkan juga sebagai catatan jejak perjalanan yang bebas untuk ditengok, diingat, dikenang kembali kapan saja sesuka hati. Menutup jendela rumah maya adalah memilih jalan sepi untuk kembali ke bumi kenyataan dimana semua hal yang nyata terjadi disana.

Dunia nyata lebih realistis karena tak mencatat kenangan maupun dan juga tidak merumuskan idealisme dalam bentuk visualisasi. Kenangan seperih dan separah apapaun akan rapi tersimpan dalam benak dan menjadi domain sangat pribadi yang terbawa dalam angan angan dan menjadi warna bagi hari hari yang dijalani. Ada kalanya kenangan berubah menjadi hujan beling yang merajam kepala, dan menembus masuk hingga ke dada menjadi bara api yang membabi buta. Ketika itu terjadi, jendela langit akan menyajikan jutaan tayangan menyiksa yang tak lagi mengandung makna positif bagi si penderita. Bagi mereka yang pandai menghayati rasanya sakit hati, setiap tarikan nafas dalam meniti umur akan terasa bagai menyeret barongan (- rumpun bambu berduri) kedalam badan, berat, perih dan menyesakkan. Tak ada tempat untuk sembunyi dari kenangan buruk yang dialami. Umumnya cinta menjadi penyebab termudah dari penyiksaan subyektif tersebut, sedangkan tidak ada media apapun atau sesiapapun yang dapat dijadikan teman berbagi. Itu derita diri sendiri yang harus dialami sendiri, dirasakan sendiri, dilalui sendiri tanpa bersuara. Memang pertempuran paling brutal adalah pertempuran hati yang disebabkan oleh perasaan murni, seperti cinta dan benci.

Menutup jendela rumah maya adalah sebuah langkah kecil untuk berpaling dari kenangan yang dapat melahirkan cemburu dan prasangka, atau kesedihan yang menggelombang. Jejak kenangan tak mungkin terhapuskan dari ingatan, tetapi setidaknya dengan tidak melihat display grafiti di sepanjang dinding memori akan membantu untuk tidak mengembangkan asumsi asumsi negatif yang merajam batin. Sungguh, hanya waktu yang dapat menyembuhkan segala bentuk luka luka. Sebuah kehilangan akan terasa berat untuk diterima akal sehat. Meskipun demikian tekad harus dikuatkan untuk dapat menjalaninya. Tak lagi berada di dunia maya adalah langkah kecil yang akan membantu menguatkan diri kembali kepada kenyataan. Di dunia nyata kita masih berkemungkinan untuk menghindari kenangan, sedangkan di dunia maya kenangan akan selalu ada.

Sudah menjadi aturan alam manusia, bahwa segala bentuk awalan pastilah akan berbuah akhiran. Segala bentuk pertemuan akan berujung dalam perpisahan. Dan perpisahan akan melahirkan rasa kehilangan. Sedangkan kisah sepanjang proses dari pertemuan dan perpisahan terbentuk secara alami, menjadi kisah keseharian yang tanpa sadar mendarah daging tanpa pandang bulu. Kisah darah daging itulah yang berubah menjadi beling ketika indahnya kebersamaan harus berakhir tragis dalam semua bentuk kisah percintaan.

Langkah kecil sudah lahir sebagai penguat tekad mengarah kepada tujuan perpisahan. Bahwa perpisahan terkadang bermakna baik dan ketenangan dan kekuatan diperlukan untuk dapat melihat dengan jernih, memilih dengan bijak pilar pilar pemandu langkah meninggalkan kebersamaan. Egoisme harus dengan hati hati dan pelan pelan ditanggalkan, ditinggalkan di tanah kenyataan agar kehidupan ideal dapat berjalan bagi orang yang dikasihi. Kesedihan bukanlah sesuatu yang layak untuk didramatisir demi belas kasihan. Justru mengumpulkan nilai nilai positif akan menguatkan tekad untuk melihat dengan gemilang bahwa kebersamaan yang tercipta tanpa rekayasa, cinta yang tumbuh alami tanpa rencana adalah anugerah indah yang layak untuk disyukuri. Bersyukur karena Tuhan memberi kesempatan untuk menikmati indahnya kebersamaan dengan seseorang yang sangat luar biasa dalam bentuk hubungan yang istimewa.

Ketika pintu dan jendela dunia maya tertutup dan mati, maka kaki telanjang akan merasakan kembali nikmatnya menjejak bumi. Rumput rumput surga dengan butir embun disetiap pucuk helai daunnya akan menyejukkan luka dari hati yang compang camping karena kehilangan cinta. Keheningan akan menjadi teman yang menciptakan pemahaman pemahaman baru akan segala kejadian.

Semoga Tuhan menguatkan kita dalam memelihara kebaikan serta dikuatkan dalam melawan keburukan.

Rungkut 160217

No comments: