Tuesday, January 24, 2006

Kupu Kupu

Kupu kupu yang tampak rapuh dan lemah, bisu tanpa suara terbang mengembara menentang ultra violet sang matahari yang membutakan. Warna kupu kupu yang kaya dengan warna dunia menyimpan kesejatian jika dilihat dengan infra merah, lebih indah dan kaya dari apapun dimuka bumi.

Otot yang menggerakkan sayapnya dengan dinamis itu, adalah otot terkuat didunia bagi kelompok serangga. Kupu kupu mengembara dari sunyi ke sunyi, berenang menikmati hangat matahari. Sekedar hidup, sekali berarti lalu mati.

Kupu kupu adalah guru bagi kesahajaan sikap. Guru bagi tauladan keindahan serta anti kesertamertaan. Dia melewati proses panjang metamorfosa, melewati banyak keprihatinan sebelum dipunggungnya tumbuh sayap dan sanggup mengepak menari, melaju, mundur ataupun bermanuver. Terkadang hidup memperlakukanya dengan bengis, karena dia rapuh dibalik indahnya. Kebengisan hidup dilukiskanya pada sayapnya yang merobek, compang camping mengaburkan bentuk. Tapi dia tetap terbang diantar ranting dan batang batang rumput yang menganiayanya.

Dan jika saatnya tiba, sang kupu kupu sampai diujung pengembaraanya, mati terkapar diantara tanah berdebu ataupun diantara tumpukan daun daun yang usai bertugas bagi pohon kehidupan, warnanya tak pudar, indahnya tak luntur. Dia hanya tidur yang abadi, sambil tersenyum kepada siapapun yang melintasi.

Mute cubicle, 060124

2 comments:

me said...

Its a cruel world, ada sisi kiri dan kanan dari hidup, dan itu tergantung kita untuk memilih bentuk apa yang akan kita jalani...
Menjadi seperti kupu-kupukah? Sekali berarti lalu mati...

buderfly said...

Sehancur apapun sayap bathin, gerak harus terus mengepak, mencari matahari dimana kehidupan bukanlah sekedar janji janji...hanya, beban diri jadi berat ketika sayap telah compang camping oleh kebodohan orang lain memaknai pengabdian...