Wednesday, October 05, 2005

MARHABAN YA RAMADHAN



Besok Ramadhan datang lagi. Ritual puasa sebulan penuh dimulai. Hari ini demonstran menolak kenaikan harga bahan bakar minyak masih meramaikan jalan jalan protokol Jakarta. Dua ribuan massa bergerombol dan membuang engergi sekaligus mengganggu pengguna jalan di seputaran HI dan dekat RSCM. Dari mushola samping kostku suara orang bertadarus mendayu dayu lewat corong loudspeaker. Entah surah apa yang dibacanya, entah apa pula maknanya.

Dikantor, sore tadi menjelang pulang orang bersalam salaman, meminta maaf dan mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Harmonisasi komunitas ataukah bagian dari ritual Ramadhan, tak perlu dipertanyakan karena memang bagus demikian diadakan, meninggikan rasa kehormatan dan penghargaan terhadap satu kepercayaan bathin, tuntunan perilaku dan mungkin sebagian orang lagi adalah komunikasi vertikal antara mahluk dan sang Khalik.

Ramadhan tahun ini berangkat dengan bobot yang sedang sedang saja dalam ukuran pendalaman kebatinan pribadi. Puasa, yang pada hakekatnya adalah pengendalian diri lebih merupakan momentum rutin yang tercetak baku dalam konsepsi masa. Seperti tahun kemarin, seperti tahun yang akan datang, Ramadhan akan datang. Nilai “kesucian” seperti yang dikampanyekan ahli dakwah belum datang menyentuh kedasar sanubari yang bisa meluruhkan segala jenis kegersangan dalam jiwa. Aku menunggu hidayah, sebab hanya bisa menunggunya.

Selamat datang Ramadhan. Selamat datang bulan suci, aku menyambut dengan ucapan. Melewatinya dan menjadi catatan yang tak teramalkan. Tetap, duapuluh empat jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu berjalan, meski bulan suci Ramadhan datang, hingga tiba hari lebaran….bulan depan.
Setidaknya, abab kita bau wangi bunga kesturi kata Mami Sita…kejadian langka, bukan?!

MARHABAN YA RAMADHAN….SELAMAT DATANG BULAN PENUH BERKAH DAN KESEMPATAN….


Simatupang, 4 Oktober 2005.

No comments: