Wednesday, August 10, 2005

Manado Dalam Kelebat

Kota ini sedang membangun, a rapid growing. Tetapi kota ini sendiri dalam pandanganku memiliki kejayaan dimasa silam. Penduduknya memiliki kebanggaan yang membanggakan sebagai satu komunitas. Ekonomi kota ini berjalan cepat dan dalam pusaran yang kuat. Keramaianya bisa melebihi Yogya kalau siang hari, bahkan pada malam minggu seluruh kota bisa menjadi seperti hari raya. Kesan yang belum hilang sampai hari ini adalah semrawutnya. Kesemrawutan yang dibumbui dengan perilaku “aneh” dari banyak sopir angkot (mikro) yang memasang pengeras suara dimobil mereka, memutar musik kencang kencang sampai terdengar sampai radius ratusan meter. Kencang sekali karena memang keluar dari corong loudspeaker. Disisi lain, kota ini bagi laki laki adalah kolam besar untuk cuci mata. Mayoritas wanita wanita muda berpakaian sensual, seksi, kebanyakan berkulit bersih dan.....ehemmm..cantik. Beberapa orang kenalanku juga bilang kalau tidak sulit untuk mengencani wanita disini. Kabarnya disini (maaf) free sex bukan hal yang begitu tabu. Tentang kebenarnya aku tidak pernah berusaha membuktikan.

Manado, sekali lagi memang kota yang menurutku memiliki eksotisme tinggi. Pola hidup penduduknya konsumtif, tetapi religius. Ya, religius selalu membawa ketenteraman tersendiri. Sayangnya aku belum sempat datang ke museum, sebab biasanya aku selalu menyempatkan diri datang ke musemu atau makam tua apabila berada disatu kota.

Singkil – Manado 09 Agustus 2005

No comments: