Pada dinding langit kau pahat murka, menjulang tinggi menikam atap dewa dewi. Bersama embun terakhir, aku terbanting kembali ke bumi, jadi debu milik sang sediakala. Sebentar akan lesap oleh angin tanpa warna.
Malam tengggelam dalam gugusan angan angan. Sonyaruri bisu ditinggalkan kepak sayap sayap mati. Di tanah basah tepi comberan, aku tersesat mencari mimpi yang mati tiba tiba; padahal baru saja kutemukan tertimbun candi jiwa.
Mungkin memang tak semestinya merestorasi mimpi, ketika putaran waktu telah mentahbiskannya jadi prasasti. Sebab mimpi tak pernah benar benar sanggup menyakiti, pun ia adalah titian tertinggi jagad khayali.
Kita tidak akan benar benar saling mengenali, oleh sebab perhatian kita sibuk mengagumi pantulan cermin diri sendiri yang mengelilingi lingkaran keangkuhan penuh sangkalan.
Mungkin semestinya kita tidak harus bersentuhan, agar api tak memercik pada residu dendam yang tersimpan pada guci keabadian. Sekarang ia telah menjadi api yang menghanguskan, hanya menyisakan abu penyesalan. Setinggi lantai khayangan ego kita perdebatkan, nyatanya memang dibalik pelangilah tempatmu berkipu dengan bermacam kemegahan sanjung sanjung dan pujian.
Oleh karena pecahnya suara, maka cinta membara yang melahirkan rindu menggebupun perlahan menghampa. Awan gemawan mengangkutinya pergi menjauh, dan kembali menjadi anak bumi. Rebah disejuk tanah berdebu, sisa lumpur kering musim lalu. Disini, dimana diri menjadi raja atas bukan siapa siapa, raja atas bukan apa apa kecuali dunia yang syahdu sunyi.
Engkau terlalu indah untuk terkena kibas amarah, bahkan percikan darah pertikaian. Menjagamu tetap tak tersentuh adalah kebijaksanaan perih tanpa tawaran. Engkau akan tetap ada dengan segala indahmu yang menyumber, didalam ruang kaca pajangan jiwa; bukan untukku.
Kutitipkan sesal kepada sepasukan pahlawan yang tak henti memuja dan menyanjungmu sepanjang jalan, atas sombong sikapku yang meyakini kesamaan isi hati kita.
Kiranya kegagalan menyapa, atas satu satunya keinginan yang ku jaga.
Lepas sonyaruri - Bambuapus 120725