Saturday, October 11, 2003

Sesal

Bahkan senyum diwajahmupun tak kukenali lagi
Bahkan rasa yang kucaripun tak kuingat lagi meski kudapatai tanpa kurasai
Matematika hidup tak lagi hidup oleh sang pencari

Sebungkus kenang kenangan hambar mengendap diam diam
Tinggal sesal karena malam melulu berisi birahi; dan busuk bau sampah kota
Dari manakah datang penghuni penghuni bumi yang selalu bersembunyi
Yang hanya memperdengarkan tawa sebagai undangan?

Sesalku bagai serpihan gambut dipantai Lamaru
Dan kepribadianku adalah bangkai ubur ubur yang menghias tajam terumbu
Sungguh tak kutemukan kesadaran dari darah yang menetes dari kaki kiriku yang tertoreh waktu,
Sebab hidup hanya menunggu arti mimpi, mengekang keinginan dan berontak kepada kenyataan

(sebongkah hati meratap ratap dari jauh, menggema gema didalam kalbu sunyiku)

Balikpapan, 11 Oktober 2003

No comments: